Toyota Rilis Kendaraan Elektrifikasi Buatan Lokal

ANTARA/BERITA SAMPIT - Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Airlangga Hartarto mengendarai Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik perakitan Toyota Motor manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Senin (21/11/2022)

KARAWANG, JAWA BARAT – Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Airlangga Hartarto mengapresiasi langkah Toyota menghadirkan kendaraan elektrifikasi yang diproduksi langsung di Indonesia.

Hal itu disampaikannya dalam acara peresmian produksi kendaraan elektrifikasi Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid di pabrik perakitan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) di Karawang, Jawa Barat, Senin 21 November 2022.

“Hari ini merupakan hari bersejarah karena untuk pertama kalinya Toyota Kijang ini berbasis pada platform electric vehicle yaitu hybrid,” ujar Airlangga.

Airlangga mengatakan dimulainya produksi Innova Zenix Hybrid ini menandai investasi Toyota di Indonesia senilai 2 miliar dollar AS (Rp31,4 triliun) dalam kurun waktu lima tahun ke depan.

Airlangga berharap Toyota Innova Zenix Hybrid bisa diekspor ke lebih dari 50 negara. Toyota, kata dia, ditargetkan untuk mampu mengekspor 2 juta kendaraan pada tahun 2025. Adapun saat ini, Toyota sudah mencapai target ekspor 1 juta kendaraan.

BACA JUGA:   Kritisi SKK Migas, Mukhtarudin: Target Produksi Minyak 1 Juta Barel pada 2030 Hanya Mimpi

Lebih lanjut, Menko Airlangga juga mendorong Toyota untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi di berbagai model lainnya.

“Tentu saya berharap berbagai mobil dan model lain apakah itu SUV, apakah itu MPV juga akan menggunakan teknologi electric vehicle,” ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Airlangga turut menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga sebesar 5,72 persen. Adapun pertumbuhan industri otomotif pada kuartal yang sama sebesar 10,26 persen.

Artinya, kata dia, pertumbuhan industri sektor otomotif lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia rata-rata berada di level 51,8 persen selama 14 bulan berturut-turut.

BACA JUGA:   DPR Minta Bapanas Kaji Kembali HET Beras, Agar Daya Beli Masyarakat Tetap Terjaga

Airlangga menilai, hal tersebut membawa optimisme bahwa ke depan potensi industri di Indonesia masih besar.

“Jadi tentu ini membawa optimisme kita ke depan bahwa potensi industri masih besar karena rasio otomotif roda empat kita masih 99 per 1.000 penduduk dan ini masih lebih rendah dari berbagai negara lain termasuk Thailand, jadi tentu potensinya masih sangat besar,” ucap dia.

Dalam rangka mendukung percepatan kendaraan listrik di Tanah Air, Indonesia juga telah menerbitkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB)/BEV untuk Transportasi Jalan serta mempercepat pembangunan infrastruktur energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem industri KBL-BB melalui Peta Jalan Industri Otomotif Nasional dan Peta Jalan Pengembangan Industri KBL-BB. (Antara).