Kabupaten Kobar Kedepan Harus Bisa Menjadi Swasembada Cabai di Provinsi Kalteng

    Pj Bupati Kobar Anang Dirjo, didampingi Plt Sekda dan Kadis TPHP saat panen cabai milik warga di Desa Melawen.

    Oleh: Maman Wiharja

    Cabai Merah, Cabai Hijau dan Cabai Rawit, merupakan salah satu komoditas yang saat paceklik sering membuat ‘ribut’ inflasi, sebagai embel-embel naiknya harga sayur-mayur.

    Pengamatan penulis, masalah pertanian cabai di Kabupaten Kobar bukan hanya persoalan sebagai kebutuhan sehari-hari, dalam artian jangan sampai panen minggu ini minggu besoknya, kebun cabai merana, tapi harus ada kelanjutannya.Sehingga kedepannya Kabupaten Kobar bisa menjadi salah satu Kabupaten Swasembada Lumbung Cabai di Provinsi Kalteng.

    Mari kita telaah, diawali dalam rangka mengendalikan inflasi, Pemkab Kobar melalui Dinas Tanaman Pangan Hortikulturan dan Perkebunan (TPHP), konon telah melaksanakan program menanam cabai, kepada warga masyarakat.

    Hal tersebut, sesuai arahan Presiden RI Jokowi yang mengintruksikan seluruh kepala daerah untuk mengendalikan inflasi. Antara lain dengan Program menanam cabai ini juga menjadi salah satu upaya dalam menekan laju inflasi, mengingat komoditas cabai menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi.

    Pengamatan penulis, setelah program tersebut dilaksanakan ternyata pertanian Cabai di Kabupaten Kobar cukup menjanjikan karena dibeberapa desa panen cabe hasilnya luar biasa.

    Sebagai gambaran, mengolah pertanian sawah/padi, lebih sulit  daripada mengolah pertanian cabai. Mengolah pertanian padi harus menyediakan lahan yang cukup luas, kemudian sarana dan prasaran (saprasnya) harus lengkap, ditambah  tenaga petaninya juga tidak sedikit.  Jadi wajar, kalau di Kabupaten Kobar, pengamatan penulis setelah acara Panen Padi yang telah dilakukan beberapa Bupati dan Unsur Forkopimdanya di Kobar  tidak ada kelanjutannya.

    Kalau mengolah pertanian cabai, cukup mudah selain lahannya tidak harus luas bahkan bisa ditanam pada pot atau  secara hidroponik, bisa digelar didepan, dan samping rumah.

    Pengamatan penulis, selama kepemimpinan Penjabat (Pj) Bupati Kobar Anang Dirjo telah sering  melakukan kegiatan panen cabai yang hasilnya cukup menggembirakan. Bahkan tahun sebelumnya tahun 2021, 2022, dan sekarang tahun 2023, sejumlah Desa di Kabupaten Kobar, telah booming panen cabai.

    Dan hebatnya lagi, lahan pertanian cabai yang berhasil panen cukup memuaskan lahannya milik warga masyarakat. Seperti telah dikunjungi Pj Bupati Kobar Anang Dirjo dan Plt Sekda Kobar Juni Gultom serta Ketua DPRD Kobar Rusdi Gozali, serta rombongan lainnya ke Desa Melawen Kecamatan Pangkalan Lada belum lama ini.

    Meninjau lahan Agus warga RT 07 Desa Melawen yang memanen sejumlah 2.500 batang cabai. Kemudian ke lahan milik milik Sukron yang memanen 5.000 batang cabai yang akan menjadi stok untuk menghadapi kebutuhan di bulan Ramadhan 1444 H.

    Pengamatan penulis, dengan adanya fakta hasil pertanian cabai cukup memuaskan, apa salahnya Dinas TPHP Kabupaten Kobar terus berupaya mengembangkan program pertanian Cabai, dengan menyediakan lahan milik desa/negara yang sekarang banyak terbengkalai jadi hutan alang-alang, karena malas untuk diolah jadi  lahan pertanian.

    Kemudian Dinas TPHT berkolaborasi/kerjasama dengan pihak ketiga (swasta), seperti halnya sejumlah perusahaan dengan program CSR nya mendukung program konsorsium yang dientaskan Pemkab Kobar untuk melanjutkan peningkatan infrastruktur jalan.

    Nah, kenapa untuk pengembangan pertanian cabai yang sudah banyak buktinya saat dipanen berhasil dengan cukup memuaskan, tidak bisa dikembangkan, agar kedepannya Kabupaten Kobar menjadi salah satu Kabupaten di Kalteng, sebagai Kabupaten Swasembada Cabai. SEMOGA***