Puskesmas Giatkan Penyuluhan Keamanan Pangan

Arsip Foto. Suasana Pasar Ramadhan di area Taman Kota Sampit, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. (ANTARA/Norjani)

SAMPIT – Puskesmas di Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, giat melaksanakan penyuluhan mengenai keamanan pangan menyusul kejadian keracunan makanan yang terjadi di daerah Sampit pada akhir Maret 2023.

“Melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi, kami harap pembuat dan penjual makanan memahami tentang keamanan pangan yang mereka jual,” kata Kepala Puskesmas Baamang I Supriadi di Sampit, Jumat 7 April 2023.

“Agar mereka tahu mana makanan yang bisa mengakibatkan keracunan makanan dan mana makanan yang sehat, halal, dan bergizi,” katanya.

Dia menekankan pentingnya pemahaman pembuat dan pedagang makanan mengenai penyiapan, pengolahan, pengemasan, hingga penyajian makanan secara higienis dan aman.

BACA JUGA:   Halikinnor Lebih Layak Maju di Pilgub Kalteng, Pengamat: Fajrurrahman Lanjutkan Estafet Kepemimpinannya!

Guna meningkatkan pemahaman warga mengenai keamanan pangan, Puskesmas Baamang I rutin mengadakan penyuluhan mengenai proses produksi pangan yang sehat dan aman kepada para pelaku usaha kuliner.

Setelah kejadian keracunan yang dialami oleh sejumlah warga yang mengonsumsi kue ipau, Supriadi mengatakan, penyuluhan telah dilakukan kepada sekitar 30 orang, termasuk di antaranya pembuat dan penjual makanan.

Keracunan makanan yang terjadi pada akhir Maret 2023 di daerah Sampit menyebabkan setidaknya 84 orang menjalani perawatan medis dan satu orang meninggal saat dibawa menuju ke rumah sakit.

Menurut penelusuran Dinas Kesehatan, warga yang mengalami gejala keracunan sebelumnya makan kue ipau yang dibeli dari tempat penjualan jajanan di Jalan Usman Harun, Kelurahan Baamang Hilir, yang berada di wilayah kerja Puskesmas Baamang I.

BACA JUGA:   Dishub Kotim Sidak SPBU Km8 Tjilik Riwut Sampit, Praktik Pungli Tiarap

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan sampel kue yang dimakan oleh warga yang mengalami gejala keracunan mengandung bakteri E. coli dan Salmonella.

Supriadi menyampaikan bahwa keracunan makanan umumnya ditandai dengan gejala seperti mencret, nyeri perut, demam, dan pusing.

“Ini harus kita waspadai karena reaksinya cepat. Dulu pernah anak SD makan kue ulang tahun yang ternyata terkontaminasi, sehingga hanya dalam waktu sekitar 15 menit kemudian ada sekitar 30 orang terkapar. Kejadian seperti ini harus kita cegah agar tidak sampai terulang,” demikian Supriadi.

(ANTARA)