Dewan Imbau Masyarakat Waspadai Kasus DBD

MUHAMMAD SALEH/BERITA SAMPIT - Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Gunung Mas Iceu Purnamasari

KUALA KURUN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah alami peningkatan secara signifikan mulai pada Januari hingga Maret tahun 2023.

Ketua Komisi tiga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas Iceu Purnamasari mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai dan harus mengenali gejalah dari penyakit DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ini.

“Kenali gejala DBD dan segera lakukan pertolongan pertama jika mengalami gejala tersebut. Masyarakat harus waspada karena kasus DBD sedang meningkat,” ungkap Iceu Purnamasari belum lama ini.

Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) ini mengatakan, gejala DBD diantaranya demam tinggi, nyeri pada sendi atau otot, muncul bintik merah pada kulit, diare, dan muntah. Apabila mengalami gejala tersebut, maka masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama.

“Pertolongan pertama yang dimaksud adalah banyak minum air putih, meminum obat penurun demam, dan mengompres dengan air dingin. Jika dalam tiga hari demam tidak turun, maka segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat,” ujarnya.

BACA JUGA:   Dewan: Perbaikan Infrastruktur di Dapil III Perlu Perhatikan Pemkab Gunung Mas

Dia menuturkan, masyarakat juga harus mengetahui pencegahan penularan DBD. Caranya dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus, yakni menguras, menutup dan mengubur barang bekas agar tidak menjadi sarang nyamuk, ditambah mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

“Masyarakat perlu waspada dengan rutin menjaga kebersihan lingkungan rumah maupun pekarangan,” tutur Legislator dari daerah pemilihan (dapil) satu meliputi Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang ini.

Dia pun meminta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk bergerak cepat menangani kasus DBD, sehingga kasusnya tidak terus meningkat, serta gencar mensosialisasikan berbagai hal terkait DBD kepada masyarakat.

“Dalam menyikapi peningkatan kasus DBD ini, kami ingin dinkes turun ke lapangan untuk melihat apakah perlu dilakukan fogging di daerah yang muncul kasus DBD,” tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Gunung Mas Arnold melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nia Ernawati menyampaikan kasus DBD di Gunung Mas terjadi pada bulan Januari sebesar tiga kasus, kemudian bulan Februari ada lima kasus dan bulan Maret mengalami peningkatan secara signifikan sekitar 12 kasus.

BACA JUGA:   Dewan Tegaskan Penting Terus Pantau Kondisi Anak Melalui Posyandu

Dikatakannya, kasus DBD yang terjadi di Kabupaten Gunung Mas sudah merata penyebarannya bahkan rata-rata menyerang anak usia 5 hingga 14 tahun maupun 14 hingga 44 tahun.

“Dengan adanya peningkatan kasus DBD, saya menghimbau kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan DBD, agar penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tidak kian menyebar,” tuturnya.

“Untuk masyarakat harus melakukan pencegahan dengan menerapkan 3M seperti menjaga tempat-tempat seperti menutup rapat tempat penyimpanan air, menguras tempat penampungan air secara rutin, setidaknya seminggu sekali dan membersihkan bak mandi, serta mengubur barang-barang yang tidak digunakan agar tidak menjadi tempat tumbuh kembang nyamuk,” sambungnya.(Ale)