Rumah Betang Berjuluk Bintang Patendu di Desa Tumbang Manggu Bisa Dieksplorasi Jadi Objek Wisata

Rumah betang di Desa Tumbang Manggu Kecamatan Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan.

KASONGAN – Rumah Betang bisa dieksplorasi wisatawan, adalah rumah adat suku Dayak Ngaju yang bangunannya khas memanjang. Lokasi di Desa Tumbang Manggu Kecamatan Sanaman Mantikei Kabupaten Katingan.

Rumah adat suku Dayak Ngaju berjuluk Bintang Patendu adalah salah satu milik seorang seniman budaya Almarhum Syaer Sua yang masih melekat di masyarakat. Penduduk setempat rata-rata masih mempertahankan rumah dengan bangunan tradisional suka Dayak tersebut. Selain itu bangunan ini memanjang.

Dari kota ke lokasinya lumayan jauh 3 jam dari Kasongan ke Tumbang Manggu. Jarak tempuhnya kurang lebih 190 kilometer dari Kota Kasongan. Bagi wisatawan bisa mengunjungi replika rumah adat tersebut untuk melihat keunikannya.

Yetra salah satu keluarga kerabat almarhum Syaer Sua pada Sabtu, 13 Mei 2023 menjelaskan beberapa fakta yang menandai keunikan rumah adat betang.

BACA JUGA:   Bocah Sembilan Tahun yang Tenggelam di Sungai Katingan Ditemukan Tewas

Rumah tersebut memiliki luas dan memanjang, di dalamnya mereka hidup bersama. “Artinya, Suku Dayak menjunjung tinggi semangat kebersamaan dalam satu rumah betang,” ungkap Yetra, Sabtu 13 Mei 2023.

Rumah Betang ini untuk menghindari serangan hewan buas, permukiman masyarakat Dayak hampir selalu mendekati sungai. Mereka yakin betul sungai adalah sumber kehidupan orang Dayak.

Namun, risiko hidup di dekat sungai lebih besar, salah satunya dekat dengan habitat hewan buas, seperti buaya dan ular. Hewan-hewan ini memang masih banyak ditemukan di Kalimatan.

Guna menghindari serangan hewan buas, lanjut Yetra menuturkan, masyarakat membangun rumah betang dengan tiang penyangga setinggi 3-5 meter. Selain itu, rumah Betang dibangun dengan tujuan mengantisipasi hewan buas dan banjir.

BACA JUGA:   Jelang Buka Puasa, Pj Bupati Katingan Blusukan ke Pasar Ramadan

Tangga Kecil untuk menolak dari serangan musuh. Yang satu-satunya jalan masuk ke rumah adat betang adalah melalui tangga kecil. Tangga itu hanya bisa dilalui satu orang.

Bila malam tiba, tangga akan diangkat dan dimasukkan ke dalam rumah. Gunanya untuk menghindari musuh atau disebut kayau.

Masyarakat Dayak pada zaman dahulu kerapnya sering diserang musuh kayau apabila tangga tetap dibiarkan di luar rumah, maka kayau tersebut dengan cepat memasuki rumah Betang.

“Kayau akan memburu kepala manusia, dianggap juga sebagai guna-guna atau serangan dari musuh lain,” pungkasnya. (Bitro)