BPBD Kotim: Mengantisipasi Krisis Air Bersih di Wilayah Selatan Patut Jadi Perhatian Bersama

IST/BERITA SAMPIT - Petugas BPBD Kotim saat mendistribusikan air bersih pada warga di dua Kelurahan di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, belum lama ini.

SAMPIT – Sejumlah wilayah di bagian selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), meliputi Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Teluk Sampit serta Pulau Hanaut, akan mengalami krisis air bersih, setelah dua pekan terakhir tidak diguyur hujan atau masuk musim kemarau.

Persoalan ini menjadi sorotan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotim, yang mengajak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dapat duduk bersama mengantisipasi agar krisis air bersih tersebut bisa teratasi.

“Kita ingin kedepannya nanti ada program menengah atau jangka panjang untuk mengoptimalkan distribusi air bersih dari perusahaan daerah seperti PDAM,” kata Kepala BPBD Kotim Multazam, Kamis 6 Juki 2023.

Selain itu program air bersih ini, menurut Multazam juga merupakan investasi panjang karena juga membantu terhadap kesehatan masyarakat.

“Bagaimanapun kalau ketika air yang diminum sembarang, kemudian muncul penyakit baru kita tidak berharap itu menjadi masalah baru, untuk itu kita harus duduk bersama fokus pada program air bersih ini, karena Dinkes juga punya peran di dalamnya, kemudian DPUPR mungkin menetapkan daerah-daerah yang terkait dengan distribusi air, PDAM serta bagian Perencanaan,” jelasnya

BACA JUGA:   Spesialis Garong Buah Sawit Milik Warga dan Perusahaan Dibekuk Polisi

Multazam juga memaparkan, bahwa sejak beberapa tahun yang lalu memang krisis air bersih kerap melanda wilayah Selatan Kotim, ketika masuk musim kemarau

“Kita indikasikan bahwa apabila daerah selatan itu tidak mendapatkan hujan pasti akan kesulitan air bersih, kemudian air sungai di mentaya sudah enggak bisa diminum karena payau dan asin,” ucapnya.

Terkait dengan sumur bor, Multazam menerangkan bahwa setelah pihak BPBD Kotim melakukan beberapa kali pengumpulan keterangan warga serta tes kualitas air, ternyata hasilnya memang tidak layak dikonsumsi.

“Dari wawancara kami dan melakukan tes, ternyata airnya berbau tidak layak untuk dipakai air minum. Jadi rata-rata mereka kalaupun buat air minum terpaksa beli yang pakai galon yang sudah diproses usaha-usaha rumah tangga , itu cerita mereka,” ujar Multazam

BACA JUGA:   Menuju Pilkada Kotim, Halikinnor-Fajrurrahman Hingga Rudini Gandeng Jhon Krisli Sudah Ramai Diperbincangkan

“Tetapi kalau ada beberapa kali hujan mereka akan terbantu karena profil yang mereka miliki untuk menyimpan air bersih cukup, tentunya tetap terbatas pada waktu,” sambungnya.

Multazam menambahkan, berdasarkan prediksi BMKG dalam minggu-minggu ini akan terjadi hujan anomali di wilayah Kotim, anomali cuaca akan terjadi sekitar satu dasarian atau 1-10 dan selanjutnya akan masuk lagi musim kemarau.

“Mengantisipasi ini, nanti kita akan rapatkan dan izin pimpinan juga bapak Bupati untuk menghadap ini bersama-sama. Tapi bukan hanya yang jangka pendek harus kita jalankan, tetapi untuk jangka menengah dan panjangnya juga harus tetap fokus, tentunya ini kebijakan pimpinan,” tandasnya. (ilm)