SAMPIT – Tim Sepak Bola Kabupaten Kotawaringin (Kotim) belum bisa diputuskan jadi juara pada Pekan Olahraga Provinsi (Kotim) Kalimantan Tengah lantaran menunggu hasil sidang disiplin Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan panitia besar Porprov.
Sidang disiplin ini terpaksa dilakukan lantaran banyak protes terkait lawan Kotim di laga final yakni Sukamara. Sukamara disinyalir mendatangkan pemain luar daerah di Porprov ini. Protes keras ini dari pihak Palangka Raya yang dikalahkan oleh Sukamara pada laga semifinal. Begitupun dengan pihak Sukamara juga melakukan protes.
Terkait protes ini tidak ada hubungannya dengan Kotim tapi salin protes antara Palangka Raya dan Sukamara yang dinilai sama-sama memiliki pemain yang tidak memenuhi syarat atau mendatang pemain dari daerah lain.
Kotim kemungkinan bisa jadi juara, tapi harus menunggu hasil siding tersebut apakah laga final akan dilanjutkan atau lawanya didiskualifikasi sehingga Kotim langsung dikatakan juara.
“Kotim belum bisa diputuskan langsung juara, untuk final nanti malam akan dilakukan sidang disiplin PSSI dan panitia besar Porprov karena ada miskomunikasi bahwa panitia tidak bisa membedakan antara kegiatan PSSI dan Porprov. Oleh karena itu nanti malam kita bari tau nanti dilanjutkan atau mereka didiskualifikasi,” ujar Ketua KONI Kotim, Ahyar Umar, Jumat 4 Agustus 2023.
Ahyar juga menegaskan selaku Plt Ketua PSSI Kotim bahwa semua pemain sepak bola dari Kotim murni merupakan hasil binaan daerah. Dirinya sudah melakukan pembinaan dan persiapan yang matang untuk tim sepak bola Kotim sehingga menghasilkan pemain-pemain pilihan.
“Perlu diingat juga semua pemain berasal dari Kotim tidak ada kita mengambil pemain daerah lain,” lanjutnya.
Sebenarnya laga final Kotim Vs Sukamara sudah dijadwalkan akan melakukan pertandingan pada Jumat 4 Agustus 2023 di Stadion 29 November Sampit. Bahkan ribuan penonton sudah memadati stadion tersebut dan para pemain sudah melakukan persiapan untuk melakukan pertandingan.
Lantaran adanya protes ini sehingga waktu pertandingan ini sempat tertunda. Karena tidak adanya keptusan, akhirnya pertandingan dijadikan laga persahabatan.
(Ibra)
