Warga Nilai Jumlah Dokter di RSUD dr Murjani Sampit Tak Sebanding dengan Banyaknya Pasien

IST/BERITA SAMPIT- Suasana pelayanan RSUD dr Murjani Sampit 

SAMPIT – Salah satu warga bernama Reno mengeluhkan layanan yang diberikan saat membawa keluarganya ke RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Reno menilai jumlah rasio pasien dengan jumlah dokter tidak rasional, dirinya mendaftar pagi jam 07.00 WIB, baru dilayani jam 12.00 WIB, bahkan sebagian pasien juga ada yang pulang karena jam pelayanan klinik dari 08.00 sampai 12.00 WIB.

“Kami sebagai masyarakat mendorong agar pemerintah daerah mampu mencari solusi untuk menambahkan dokter khsususnya spesialis anak,” ujarnya, Kamis 10 Agustus 2023.

Ia mengungkap karena data BPS tahun 2022, jumlah penduduk 436.079 jiwa, rasio anak 30 sampai 40 persen atau sejumlah 130.000 anak, sementara dokter spesialis anak di RS Murjani hanya dua orang.

BACA JUGA:   Jasad Bayi yang Baru Dilahirkan Mengapung di Kawasan Pelabuhan Sungai Mentaya Sampit

“Makanya banyak yang tidak sempat terlayani, supaya layanan dan pelayanan dokter terbagi di klinik anak dan ruang perawatan anak,” ujarnya.

Ia mendorong agar Bupati Kotim dapat mengoptimalkan layanan kesehatan di RSUD dr Murjani karena kesehatan sektor dasar kemanusiaan yang masuk skala prioritas.

Menjadi dilematis, ketika masyarakat Kotim yang datang dari luar kota, akibat terbatasnya waktu layanan, tidak sempat dilayani sehingga mereka harus mengeluarkan biaya untuk menginap atau harus balik lagi ke kampungnya karena status mereka pasien rawat jalan bukan rawat inap. Padahal mereka juga harus menghilangkan hari atau jam kerjanya demi memperoleh layanan kesehatan yang optimal.

BACA JUGA:   Sebanyak 838 PPPK Kotim Resmi Dilantik

Ia menilai Kotim tidak kekurangan uang untuk mendatangkan dokter spesialis apapun yang dibutuhkan daerah, namun masih ada yang perlu diperbaiki tata kelola keuangan sehingga bisa mengoptimalkan pelayanan dasar, kesehatan, dan pendidikan dengan memangkas belanja langsung yang masih dinilai kurang optimal seperti besarnya biaya perjalanan dinas ASN dan Anggota Dewan. (Nardi)