Gusti Dede Agustie, Lulusan Terbaik I Fakultas Hukum UPR 

RAHUL/BERITASAMPIT - Gusti Dede Agustie, Wisudawan Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya denga predikat Cumlaude.

PALANGKA RAYA – Gusti Dede Agustie merupakan salah satu dari 74 wisudawan dari Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya yang menjadi lulusan terbaik dengan pujian (cumlaude) pada wisuda Program Sarjana dan Pasca sarajana periode Agustus tahun 2023.

Dirinya bersama 1.261 wisudawan dan wisudawati lainnya resmi di wisuda, di Aula Palangka Universitas Palangka Raya, Kamis 31 Agustus 2023.

Gusti Dede Agustie merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Palangka Raya yang berasal dari Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah. Gusti menjadi lulusan terbaik I dari Fakultasnya dengan IPK 3.86 mengungguli 11 orang wisudawan lainnya yang juga mendapatkan predikat cumlaude.

Di FH UPR ada 3 orang lulusan terbaik dan dia menjadi lulusan terbaik I mengungguli teman lainnya.

“Lulusan terbaik ada 3 orang dengan IPK tertinggi dan saya ada di urutan pertama disusul teman saya Regina dan Sayu Oktalita” kata Gusti.

Lebih lanjut, Mahasiswa FH angkatan 2019 itu menyampaikan perasaannya setelah menjadi lulusan terbaik di momen yang bersejarah baginya itu.

“Puji syukur kehadirat Tuhan YME karena hanya atas limpahan berkat rahmat dan karunia-Nya lah segala sesuatunya dapat berjalan dengan lancar. Rasa syukur dan bangga tentunya mendominasi perasaan pada hari ini namun lebih dari pada itu momen wisuda ini bagi saya menjadi sebuah penanda akan datangnya tantangan baru kedepannya,” ujarnya penuh haru.

BACA JUGA:   BEM UPR Ancam Demo Bank Kalteng Jika Kartu ATM Beasiswa TABE Tak Kunjung Dicetak

Terlebih lagi Gusti menjelaskan dirinya sebagai sarjana hukum, menceritakan bahwa dulu pernah mengikuti satu kuliah hukum dengan kanda Prof. Mahfud MD di mana dalam kesempatan itu dia menyampaikan bahwa Hukum Indonesia tidak punya masalah pada konsepsi tapi kita punya masalah besar pada aparaturnya.

“Banyak ahli-ahli hukum di dunia ini yang dengan keahlian hukumnya dia menghancurkan suatu negara, kenapa? karena dia tidak punya moral. Bagi saya ini satu pesan yang sangat penting dan fundamental melihat berbagai peristiwa akhir-akhir ini di mana kita lihat tidak sedikit orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum itu justru orang-orang yang memiliki pengetahuan, para oknum pejabat lengkap dengan titel sarjana, magister dan doktornya,” jelasnya.

“Padahal jelas bahwa kita digembleng menjadi pintar untuk kebermanfaat bukan untuk pintar menipu atau merugikan orang lain. Satu hal yang harus kita pegang teguh yaitu mengupayakan diri kita selalu pada jalan kebenaran, karena kebenaran punya sifat alamiah untuk menang. Ada sebuah kutipan yang luar biasa dari bukunya Apeldoorn yang berjudul Spreekwoorden Verklaard “Al is de leugen nog zo snel, de waarheid achterhaalt haar wel” artinya meskipun kejahatan berlari secepat kilat, satu waktu kebenaran pasti akan mengejar dan mendahuluinya,” terang Gusti.

BACA JUGA:   Tidak Sampai Tiga Hari Jalan B. Koetin Kembali Rusak

Kemudian kata Gusti, dari Fakultas Hukum UPR terdiri atas satu jurusan dan terdapat 4 konsentrasi yaitu HTN/HAN, Pidana, Perdata dan Adat.

“Kalau FH UPR itu hanya satu jurusan saja yaitu ilmu hukum namun di dalamnya terdapat 4 konsentrasi HTN/HAN, Pidana, Perdata dan Adat,” imbuhnya

Gusti menuturkan bahwa dirinya sendiri mengambil konsentrasi HTN.

“Fokus skripsi saya pada bahasan Perjanjian Kerja Sama Internasional oleh Pemerintah Daerah. Konsentrasi yang saya pilih memang yang paling sepi peminat kalau dibanding konsentrasi lainnya. Menurut teman-teman katanya sulit karena bahasannya luas dan dosen-dosen yang mengampu mata kuliah di konsentrasi HTN/HAN juga killer, tapi bagi saya justru dosennya baik semua, mereka kebanyakan memang keras tapi itu untuk kedisiplinan kami,” beber Gusti.

“Tetapi hal tersebut pasti ada alasanya karena mereka profesional, waktunya masuk ya masuk jadi kita sebagai mahasiswa akan sangat disiplin dan menghargai waktu ketika berhadapan dengan dosen seperti itu,” pungkasnya.

(Rahul)