Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja Lokal Harus Ditingkatkan

ILHAM/BERITA SAMPIT - Anggota Fraksi Golkar DPRD Kotim H. Abdul Kadir.

SAMPIT – Membekali pendidikan yang memadai hingga ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), serta memberikan perhatian melalui pembinaan pada tenaga kerja lokal menjadi pekerjaan rumah yang harus diperhatikan dengan serius oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Apalagi dengan menjamurnya perusahaan – perusahaan di Kotim, membuktikan bahwa perputaran roda perekonomian daerah ini cukup tinggi.

Hal tersebut menjadi tantangan bagi Pemkab Kotim, bagaimana mengimbanginya dengan memberdayakan tenaga lokal agar tidak kalah bersaing dengan tenaga kerja luar daerah.

“Kita ingin memberdayakan tenaga kerja lokal, mensinergikan antara dunia pendidikan memang menjadi tugas kita bersama. Khususnya pada Disnakertrans diharapkan lebih meningkatkan pembinaan melalui BLK dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas,” terang Anggota DPRD Kotim dari Fraksi Golkar Abdul Kadir, Jumat 1 September 2023.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Diingatkan Jangan Hanya Memikirkan Jalan Dalam Kota Saja

Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja lokal sangatlah penting, apalagi di era digitalisasi ini, kemampuan maupun wawasan yang luas menjadi tuntutan utama.

Dengan memberikan pelatihan pada tenaga kerja lokal merupakan langkah yang tepat untuk mengasah kemampuan mereka agar tidak ketinggalan bersaing dengan tenaga kerja luar daerah.

“Kalau pandangan saya pribadi, langkah pertama yang wajib adalah belajar 12 tahun betul-betul dilaksanakan, kemudian meningkatkan mentalitas kerja masyarakat yang di didik sejak dini,” ucapnya.

BACA JUGA:   Dinilai Merugikan Daerah, Dewan Desak Pemkab Cek Izin Galian C di Kecamatan Cempaga

“Kita merasa tenaga kerja lokal masih kurang diberdayakan, dalam artian peningkatan SDM mereka,” sambungnya

Kepada Pemkab Kotim, terutama pihak Kecamatan, Kelurahan dan Desa bisa memberikan data yang akurat berapa jumlah tenaga kerja yang tingkat pendidikannya rendah.

“Jangan malu untuk menampilkan tingkat pengangguran di setiap desa, karena sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi kita bersama untuk mengatasinya,” pungkasnya. (ilm)