Prof. Dr. Birute Mary Galdikas, Diusia 77 Tahun Perhatiannya Kepada Pelestarian Orangutan dan Lingkungan Hidup Masih Terus Belanjut

MAN/BERITA SAMPIT : Prof. Dr. Birute Mary Galdikas dan foto Ibu Birute menyumbang 3.000 bibit pohon kepada Bupti Kotim Halikinir belum lama ini serta foro kenangan masa lalu.

PANGKALAN BUN – Prof. Dr. Birute Mary Galdikas salah seorang wanita legendaris dunia yang berhasil menyelamatkan kehidupan orangutan dan pelestarian lingkungan hidup di Kalimantan. Kini diusia 77 tahun Profesor yang akrab disapa Ibu Birute, masih aktif dan besar perhatiannya terhadap pelestarian orangutan dan lingkungan hidup di Kalimantan.

“Saya sangat berterimakasih kepada Tuhan, karena saya masih diberi umur panjang dan  punya semangat untuk bekerja, memantau seluruh karyawan saya dalam kegiatan pelestarian orangutan,“ kata Ibu Birute, saat diwawancarai beritasampit.com,  Rabu 20 September 2023, di halaman rumahnya yang sepi dan dingin oleh rimbunnya pohon-pohon yang merupakan hutan lindung disekitar halaman rumahnya di Desa Pasir Panjang.

Hingga saat ini Ibu Birute masih aktif memantau keberadaan orangutan di Pusat Perawatan dan Karantina Orangutan serta orangutan di Taman Nasional Tanjung Puting dan Suaka Margasatwa Lamandau. Dalam melakukan aktivitasnya untuk pelestarian lingkungan hidup, Ibu Birute langsung turun ke lapangan seperti belum lama ini menuju Kota Sampit untuk bertemu dengan Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Bapak Halikinor untuk menyumbang 3.000 bibit pohon.

BACA JUGA:   Kapolres Kobar Sambut Kedatangan Menteri Perhubungan di Bandara Iskandar

Prof. Dr. Birute Mary Galdikas yang  juga Presiden OFI (Orangutan Foundation International), mengajak kepada semua pihak khususnya generasi muda anak-anak  pelajar dan mahasiswa, untuk bersama-sama mencintai  ‘Alam’.

“Karena  Alam  semesta ini diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna, yang didalamnya terdapat lingkungan hidup mulai dari hutan dan mahluknya,“ kata Ibu Birute.

Menurut Ibu Birute, upaya pelestarian lingkungan hidup harus terus berlanjut karena sesuai Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan.

“Untuk itu mari kita jaga dan lestarikan bersama-sama  lingkungan hidup yang  telah kita beri pondasi dengan menanam ribuan bahkan jutaan bibit pohon di seluruh Indonesia,“ ungkap Ibu Birute.

Awal perjalanan Ibu Birute dimulai dengan melakukan penelitian orangutan liar di Suaka Tanjung Puting tahun 1971, yang sekarang dikenal Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang merupakan situs konservasi Orangutan terbesar di dunia dengan pemandangan hutan rimba tropis yang indah.

BACA JUGA:   Aktif Sebagai Bhabinkamtibmas dan Pengurus Masjid, Kapolda Kalteng Beri Kejutan Berangkatkan Umroh Kepada Aiptu Hartono

Berkat hasil penelitian Ibu Birute terhadap orangutan liar dan merawat ratusan orangutan rehabilitasi, kini ribuan Orangutan (Pongo pygmaeus) yang merupakan bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar, hidup lestari di habitatnya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP).

Sepanjang hidupnya dalam melakukan pekerjaan untuk orangutan dan pelestarian lingkungan, Ibu Birute didampingi suaminya yang tercinta yaitu alm. Bapak Bohap, putra daerah, asli Dayak Desa Pasir Panjang Kabupaten Kobar.

“Orangutan adalah salah satu satwa yang dilindungi , berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Untuk itu saya minta kepada semua pihak khususnya pemerintah, untuk tetap melestarikan hutan karena Orangutan butuh hutan untuk pelindungan hidupnya,” papar Prof. Dr. Birute Mary Galdikas. (Man)