Tokoh Dayak Menilai Insiden Penembakan Kepada Masyarakat Desa Bangkal Sudah Melanggar HAM

IST/BERITA SAMPIT- Tokoh Masyarakat Dayak Kalimantan Petrus Sabang Merah.

SAMPIT – Tokoh Masyarakat Dayak Kalimantan Petrus Sabang Merah memohon pada Presiden dan Kapolri untuk menyikapi dan mengambil tindakan tegas terhadap insiden bentrok di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Sangat disesalkan yang harusnya tidak melakukan penembakan terhadap warga dan saya menilai itu sudah melanggar HAM (Hak Asasi Manusia),” kata Petrus dalam video yang beredar di media sosial, Minggu 8 Oktober 2023.

Dirinya menyesalkan dan mengutuk keras tindakan oknum aparat penegak hukum yang melakukan penembakan di kawasan perkebunan PT HMBP tersebut.

“Menyesalkan aksi demo di PT HMBP tersebut berujung penembakan kepada massa aksi hingga tewas, Kapolri harus menindak tegas oknum-oknum penembakan itu,” ujarnya.

Dirinya juga akan hadir ke Kalteng dalam waktu dekat untuk membantu penyelesaian konflik yang sudah berkepanjangan, semoga bisa menjadi perhatian semua untuk tetap menjaga keamanan di pulau Kalimantan.

BACA JUGA:   Terjadi Tawuran di Nur Mentaya Saat Malam Minggu

Diberitakan dua warga Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan menjadi korban bentrokan dengan aparat kepolisian, Sabtu 7 Oktober 2023 di wilayah PT. Hamparan Masawit Bangun Persada I (HMBP).

Warga melakukan tuntutan terkait lahan plasma 20 persen dari perusahaan, ada dua orang korban, satunya meninggal dunia diduga tertembak dan satunya lagi sedang dalam perawatan secara intensif.

Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Kabid Humas Kombes Erlan Munaji menyampaikan kejadian bentrok antara warga dengan tim gabungan TNI Polri karena adanya oknum yang melakukan panen massal padahal sudah dilarang petugas, namun tetap melakukannya hingga berakhir ricuh.

“Kami sudah ada di perkebunan selama 20 hari melakukan pengamanan menjaga kondusifitas sehingga masyarakat bisa berkegiatan seperti biasa, namun siang tadi telah terjadi gesekan masyarakat dan pasukan gabungan TNI Polri di PT HMBP,” kata Erlan.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Sambangi Lokasi Perkebunan di Pelantaran yang Jadi Sengketa

Dari bentrok tersebut ada sekitar 20 orang yang diamankan di Batalion A Sampit, mereka membawa senjata jenis Pcv, molotov, enggrek dan dodos, diantaranya itu sebanyak lima orang diindikasi positif narkoba.

Namun secara terpisah, warga yang terlibat bentrok dengan pihak aparat kepolisian di PT HMBP mengakui tidak ada menyiapkan bom molotov saat melakukan aksi di wilayah perusahaan tersebut.

“Kami tidak ada menyediakan bom molotov seperti apa yang disampaikan di media, apalagi ada upaya panen massal yang berujung bentrokan,” ucap pihak keluarga korban, Joda. (Nardi).