Tradisi Beberi Laut, Kearifan Lokal yang Digelar di Sei Nyirih Kumai

GUSTI/BERITA SAMPIT - Ritual “Beberi Laut”  yang di gelar di Sei Nyirih, acara adat turun termurun warga Kumai.

PANGKALAN BUN – Tradisi Beberi Laut secara turun temurun oleh warga Kumai digelar setiap bulan Oktober. Acara adat yang juga merupakan kearifan lokal ini digelar di Sei Nyirih dan disaksikan ribuan warga Kelurahan Kumai Hulu khususnya dan warga Kecamatan Kumai, Minggu, 29 Oktober 2023.

Prosesi upacara adat Beberi Laut, dilepas Plt Kadis Pariwisata Kabupaten Kobar Edy Paganti, disaksikan Waket II DPRD Kobar, Dirut Perumda, Camat, Danramil, Kapolsek, dan Ibramsyah dari Bappeda serta Ketua DPC PKB Kobar, beberapa tokoh masyarakat Kumai, serta undangan lainnya, bersama ribuan warga dibantaran Sei Nyirih.

“Acara adat beberi laut ini perlu kita apresiasi dan dikembangkan agar kedepanya menjadi andalan pariwisata yang tentunya bisa berdampak luas bagi warga untuk dijadikan para pelaku UMKM,” kata Edi Paganti.

Menurut Edy Paganti, filosofi Beberi Laut sendiri sebagai bentuk meminta doa keselamatan kepada yang maha kuasa dan juga untuk melestarikan budaya yang telah lama tumbuh di masyarakat pesisir. Juga sebaga ucapan syukur atas hasil laut, yang telah memberi mereka ikan dan lain-lain, juga meminta agar terhidar dari bencana di laut.

BACA JUGA:   Kapolres Kobar Sambut Kedatangan Menteri Perhubungan di Bandara Iskandar

Pantauan beritasampit.com, pada acara adat tersebut ada nuansa yang menggembirakan dari Panitia, yakni Plt. Kadis Pariwisata Kabupaten Kobar Edy Paganti, setelah memberikan sambutan langsung buka dompet memberi uang Rp1 juta, disusul oleh Ketua II DPRD Kobar Bambang Suherman memberi Rp1 juta, dan Direktur Umum Perumdam Sapriyansyah juga memberi Rp1 juta dan terakhir Gusti Hardiansyah Ketua DPC.PKB Kabupaten Kobar.

Sementara Ketua Panitia Torani, mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada 4 orang pejabat yang dengan spontan memberi bantuan dana masing-masing Rp1 juta untuk kegiatan ini.

“Betul acara ini, semuanya hasil swadaya masyarakat untuk itulah kami atas nama warga mengucapkan terimakasih atas ulurannya memberi bantuan kepada kami,“ kata Torani.

Dijelaskan Torani, acara riual ini panitia telah menyiapkan 3 miniatur yang akan dihanyutkan kelaut melalui Sei Nyirih,  terdiri dari Perahu mini yang telah dihias, Balai dan Keranjang.

“Benda-benda miniature ini tadi malam melalui ritual telah dilakukan khusus hanya dilakukan oleh para penerus terdahulu. Proses ritual tersebut diiringi musik betirik, para tetua adat mengundang para penunggu laut yang menyebabkan beberapa warga kerasukan,“ ujarnya.

BACA JUGA:   Personel  Tim Damkar dan Penyelamatan Kabupaten Kobar Siaga Penuh Selama Ramadan

Bahkan kata Torani, ada yang kerasukan seperti monyet, buaya dan penyu. Acara akan segera selesai apabila warga yang kerasukan tersebut sudah sadar diri. Selanjutnya dengan membawa benda-benda miniatur tadi sebagai tempat persembahan yang diisi 7 macam kue tradisional, masing-masing satu ekor ayam kampung.

“Kemudian semua miniatur tadi dihanyutkan kelaut, dimana sebelum melakukan ritual dipantai masyarakat diminta berdoa bersama. Selanjutnya balai dan keranjang tersebut dibawa ke 4 penjuru titik,“ imbuh Torani.

Menurut keterangan warga Kumai, Supiansyah, acara bebari (memberi) laut ini setiap tahun selalu diadakan pada bulan oktober, tidak pernah lewat dari bulan tersebut.

“Karena acara bebari laut ini sudah tradisi turun temurun bagi kami orang pesisir. Setiap tahunnya pada bulan Oktober masyakat pesisir selalu mengadakan ritual tersebut, hal tersebut dilakukan agar hal semacam ini bisa menjadi warisan dan cerita bahwa ada hal-hal yang tidak bisa cerna oleh akal dan pikiran yang wajib kita hormati keberadaanya,” kata Supiansyah.

(Gusti/Man)