Pembangunan Monumen Patung Penyelamat Orangutan Prof. Dr. Birute F Mary Galdikas dan Pak Bohap, Banyak Dukungan dari  Sejumlah Kalangan Lainnya (bagian ke 2)

Ilustrasi Kang Maman

Oleh : Maman Wiharja ( Wartawan Senior-beritasampit.com)

Dukungan atas rencana pembangunan monumen patung Prof. Dr. Birute F Mary Galdikas dan Pak Bohap Bin Jalan, penyelamat orangutan, terus mendapat dukungan dari sejumlah kalangan di Kabupaten Kotawringin Barat (Kobar).

Setelah dukungan dari sejumlah Anggota DPRD Kobar, yang telah ditayang sebelumnya  kini giliran salah seorang Tokoh Masyarakat yang juga sebagai Menteri Dalam Kesultanan Kutaringin yaitu Pangeran Arsadiansyah, yang juga turut mendukung (kalau monumen Patung Prof. Dr.Birute Mary F Galdikas bersama suaminya Pak Bohap dibangun di Kota Pangkalan Bun).

“ Saya setuju saja, untuk membangun monumen patung Ibu Prof. Birute dan Almarhum Pak Bohap. Namun masalah tempat dan lokasi itu terserah Pemerintah Daerah Kabupaten Kobar ,“ kata Pangeran, saat dikonfirmasi belum lama ini di kediamannya di Perumahan Beringin Rindang, kepada Koresponden beritasampit.com Kabupaten Kobar Gusti Syahwani (Haji Iwan) .

Menurut Pangeran Arsyadinsyah, jasa-jasa suami istri penyelamat dan pelestari hutan dan Orangutan di Kalimantan khususnya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Kumai Kabupaten Kobar, kalau dibeberkan sangat panjang.

“Yang jelas jasa-jasa Beliau (Ibu Birute) dan Almarhum Pak Bohap Bin Jalan, cukup besar untuk Kabupaten Kobar dan Provinsi Kalimantan serta khususnya Indonesia. Karena jasa mereka nama Taman Nasional Tanjung Puting dan Kabupaten Kobar, sampai sekarang sudah terkenal di mancanegara (seluruh dunia),“ kata Pangeran, yang juga ikut menghadiri saat Pak Bohap dikebumikan disamping rumah kediaman Ibu Birute di Desa Pasir Panjang.

BACA JUGA:   Pj Bupati Kobar Serahkan LKPD, H. Budi Santosa Sudarmadi: Wajib Dilaksanakan Seluruh Pemerintah Daerah

Pangeran Arsyadiansyah, juga membeberkan silsilah atau riwayat bahwa hutan Tanjung Puting yang telah dijadikan Taman Nasional, (Margasatwa). Sebelumnya adalah milik Kesultanan Kutawaring, oleh Pangeran Soeriansjah, setelah mendapat gelar Sultan Kutaringin Ke-XIII dengan nama Pangeran Ratu Sukma Alam Sjah, pada Tanggal 13 Juli 1936 , hutan Tanjung Puting, diserahkan kepada pemerintah untuk dijadikan hutan Suaka Marga Satwa.

Mantri Dalam Kesultanan Kutaringin Pangeran Arsyadinsah, Plt. Kadis Pariwisata Kabupaten Kobar Edi Faganti, Kepala SMA Negri I Pangkalan Bun Ridwan, Ketua PWI Kobar Syamsudin.

Dukungan berikutnya juga datang dari Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kobar Edi Faganti, saat penulis mengirim konsep desain monumen Patung Ibu Birute dan Pak Bohap, beliau langsung menanggapinya.

“Setuju dan sangat bagus, karena berkat jasa Almarhum Bohap dan Prof. Birute melestarikan Kawasan Tanjung Puting kini menjadi Taman Nasional. Dan nama Kabupaten Kobar bisa dikenal dimanca Negara. Sehingga dapat memberi sumbangan  besar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kobar dari sektor Pariwisata,“ kata Edi Faganti.

BACA JUGA:   Kapolres Kobar Sambut Kedatangan Menteri Perhubungan di Bandara Iskandar

Berikutnya dukungan juga datang dari Kepala Sekolah SLTA Senior di Kabupaten Kobar, yakni Kepala SMA Negri I Pangkalan Bun Drs. Ridwan. Beliau mengatakan rencana membangun monumen patung, merupakan kabar baik.

Seraya mengilustrasikan, sebab dalam perkembangan sumber kehidupan orangutan seperti buah-buhan, alam hutan,  pohon tempat huniannya kalau kurang peduli pemerhati lingkungan dan masyarakat luas bisa punah.

Pada akhirnya tak heran kalau suatu waktu mereka bergabung dengan kehidupan masyarakat pada umumnya yang berdampak pada kurang aman kepada kehidupan manusia. Dan jika kehidupan orangutan berangsur- angsur berkurang dan punah yang akhirnya generasi di Kabupaten Kobar tidak akan mengenal Taman Nasional Tanjung Puting sebagai hunian orangutan.

“Maka bukti sejarah ini perlu disiapkan seperti membangun monumen patung Prof. Birute dan suaminya Pak Bohap. Saya setuju saja, namun tentunya harus terlebih dahulu menyerap aspirasi komponen masyarakat, serta sejumlah komunitas yang ada di Kabupaten Kobar,“ kata Ridwan.

Menyusul dukungan dari Ketua Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) Kabupaten Kobar Syamsudin, saat dikonfirmasi rencana akan dibangun Monumen Patung Prof. Birute bersama Suaminya Pak Bohap, dengan singkat tapi penuh makna dia menjawab ‘Mupakat‘.

(Bersambung)