RSUD dr Murjani Sampit Dinilai Baru Buka Suara Setelah Viral

NARDI/BERITA SAMPIT- RSUD dr Murjani Sampit.

SAMPIT – Warganet menilai RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) baru mau buka suara setelah viral, selama ini tidak pernah muncul apapun permasalahan yang terjadi.

Sontak hal tersebut menjadi serangan sejumlah pengguna media sosial yang meminta masalah pelayanan rumah sakit yang dianggap mengecewakan itu bisa terus diviralkan, seperti di akun media sosial Sampit Ekspress banyak komentar komentar para warganet.

“Alasan komunikasi kalo udah viral,selama ini kemana aja,” Kata akun Siddikarafat.

“Miss komunikasi dari mana pak review kembali pelayanan para petugas medis RSUD MURJANI kalian adalah petugas kesehatan publik,” tulis akun Mas Gareng Ariyanto.

“Alasan setelah viral,” sahut akun Mas Heru Widoto.

Salah satu netizen juga menuliskan kekecewaannya terhadap pelayanan RSUD dr Murjani Sampit, mengantre panjang dan dari malam hingga sore besoknya baru dilayani.

BACA JUGA:   Polisi Masih Kejar Mobil Pelaku Tabrak Lari Bocah, Satu Dirujuk ke Palangka Raya

“Anak saya malam rujukan kesitu bru diurus jam 3 sore membagongkan,” kata akun Erlita Norvianty.

“Sampit semuanya dibisnis,” celetuk akun Ecetrisnawati5

“Pelayanan enak di Hanau dari pada Sampit, balas akun Karmemi Merry.

Sebagian menginginkan agar terus diviralkan agar masyarakat mengetahui dan bisa sebagai evaluasi.

“Viral biar sampai satu dunia tahu,” tulis akun bernama Amrullah.

“Mau komplen takut di jemput mabes,” kata akun Mintao.

“Viralkan,” tulis akun bernama Penakluk Eropa.

Sebelumnnya Direktur Rumah Sakit dr Murjani Sampit, dr Sutriso mengatakan belakangan ini jumlah pasien di poliklinik mengalami peningkatan, sehingga antrean panjang dan menyebabkan pasien menunggu lama.

“Kalau biasanya hanya 200 hingga 300 pasien sekarang meningkat bahkan sampai 500 pasien per harinya,” katanya, Rabu 17 Januari 2023.

BACA JUGA:   Mayat Bayi Mengapung di Sungai Mentaya Diduga Sudah Dua Hari

Tidak hanya di poliklinik saja, pasien di IGD hingga rawat inap juga alami peningkatan dan bahkan seperti ruang perawatan khusus anak tidak mampu lagi menampung pasien.

Sutriso menjelaskan, idealnya satu dokter melayani setidaknya 50 pasien per hari, namun jumlah pasien yang datang jauh dari itu.

Diakuinya juga mereka kewalahan menghadapi itu, kendala lain juga diakuinya karena keterbatasan loket pelayanan apotek, namun untuk persoalan ini akan segera mereka atasi dengan penambahan loket, mengingat juga pihak rumah sakit mendapatkan tambahan pegawai untuk petugas apotek sebanyak dua orang melalui seleksi PPPK beberapa waktu lalu. (Nardi)