Dinas Pertanian Pulpis Mendapat Program Optimasi Lahan Rawa 7 Ribu Hektar

IST/BERITA SAMPIT – Kepala Dinas Pertanian Pulang Pisau, Godfridson.

PULANG PISAU – Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau melalui Dinas Pertanian setelah mendapatkan alokasi sekitar 7 ribu hektar optimasi lahan lahan rawa.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Godfridson, Kamis 1 Januari 2024.

”Menindaklanjuti kunjungan Menteri Pertanian RI di Kalimantan Tengah beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau mendapat program kegiatan optimasi lahan rawa. Nah di Kabupaten Pulang Pisau itu mendapatkan sekitar 7 ribu hektar untuk kegiatan tahun 2024,” ucap Godfridson setelah menghadiri Rakernas di Yogyakarta akhir pekan tadi.

Program kegiatan optimasi lahan rawa itu kata Godfridson, dalam rangka membantu para petani yang ada di Kabupaten Pulang Pisau.

”Untuk fokus kegiatan ini berada di Kecamatan Maliku, Pandih Batu, Sebangau Kuala, Kahayan Kuala, Kahayan Hilir dan Jabiren Raya, dan akan dilaksanakan pada tahun ini,” ucap Godfridson.

BACA JUGA:   Pembangunan Jalan Tumbang Nusa untuk Hindari Terputusnya Perekonomian Masyarakat Kalteng-Kalsel

Godfridson menjelaskan kegiatan ini nantinya berupa pekerjaan fisik. Saat ini lanjutnya, pihaknya masih menunggu survey investigasi dan desain (SID).

”Nah, dalam Minggu ini kami bersama 9 kabupaten yang mendapatkan program serupa akan diundang oleh Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah. Karena untuk kegiatan ini satuan kinerja (Satker) Provinsi Kalimantan Tengah untuk dirapatkan pelaksanaan kegiatan seperti apa,” tegasnya.

”Karena sesuai arahan pemerintah pusat kegiatan ini agar dilaksanakan pada tahun ini dan target SID diminta selesai pada bulan Februari 2024,” tegasnya.

Mengingat kata Godfridson, pada bulan Maret dan April para petani sudah panen padi sehingga dalam jeda waktu itu diharapkan kegiatan dapat dilaksanakan.

BACA JUGA:   Pembangunan Jalan Tumbang Nusa untuk Hindari Terputusnya Perekonomian Masyarakat Kalteng-Kalsel

Untuk pekerjaan fisik kata Godfridson ini nantinya tergantung dari permintaan para petani. Misalnya petani mengusulkan pembangunan pintu air dan saluran tersiernya atau rehab saluran tersier.

”Pekerjaan fisik ini tergantung dari kebutuhan para petani itu sendiri. Misalnya petani maunya pintu air, ya pintu air yang kita kerjakan. Misalnya lagi petani mau saluran tersier, misalnya saluran tersier itu perlu pembuatan atau saluran tersier sudah ada dan perlu direhab. Nah, inilah nantinya yang akan di interventarisasi dilapangkan,” pungkasnya.

Gofridson berharap program-program ini, baik dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten dapat mendorong dan meningkatkan kegiatan para petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat. (Denny)