IKN Rawan Banjir, Ketua Bidang Penanganan Bencana Alam DPP Partai Golkar Bilang Begini!

Anggota DPR RI dari fraksi Golkar Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin

JAKARTA– Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN mengingatkan adanya potensi banjir di Pulau Kalimantan, salah satunya di kawasan Ibu Kota Nusantara atau IKN, akibat pergerakan semu matahari saat berada di garis Khatulistiwa atau ekuinoks.

Menanggapi hal itu, Anggota DPR RI asal Kalimantan Mukhtarudin mengatakan Otorita Ibu Kota Nusantara/OIKN untuk mengantisipasi dan memitigasi potensi banjir di Pulau Kalimantan tersebut.

“Ya. Utamanya di kawasan IKN yang sedang dalam proses pembangunan infrastruktur Ibu Kota,” tandas Mukhtarudin, Kamis 29 Februari 2024.

Adapun, politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengatakan mengantisipasinya seperti dengan mengoptimalkan pembangunan bendung, embung, dan retensi kolam-kolam di wilayah IKN.

Ketua Bidang Penanganan Bencana Alam dan Sosial DPP Partai Golkar ini bilang Otoritas Ibu Kota Nusantara juga harus mengkaji ulang standar-standar pembangunan guna mencegah adanya gangguan terhadap lingkungan.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

“Karena apabila adanya kerusakan terhadap lingkungan hijau, maka potensi bencana bisa terjadi kapanpun,” imbuh Mukhtarudin.

Kendati demikian, peraih penghargaan Tokoh peduli Daerah Terbaik Parlemen Award 2023 ini pun meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah (Pemda) bersama pihak-pihak terkait termasuk BPBD.

Agar, lanjut Mukhtarudin, secara berkala membahas rencana penanganan jangka pendek yakni tiga bulan ke depan, menengah sedang, akhir tahun dan jangka panjang dalam pencegahan dan penanggulangan banjir di wilayah tersebut

Mengingat, pria kelahiran Pangkalan Bun Kalteng ini mengaku sejumlah wilayah di Kalimantan salah satunya di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) sudah sering dilanda banjir sebelumnya.

BACA JUGA:   Ribuan Desa Belum Teraliri Listrik, Mukhtarudin: 79 Tahun Merdeka, Rakyat Masih Hidup Dalam Kegelapan

“Jadi saya berharap Otoritas IKN terus berkomitmen dalam memperhatikan risiko dan penanggulangan bencana termasuk banjir di wilayah-wilayah yang terkena atau terdampak, guna meminimalisir potensi timbulnya kerusakan, kerugian hingga korban jiwa di sana,” pungkas Mukhtarudin.

Untuk diketahui, Ekuinoks merupakan fenomena astronomis ketika lintasan semu harian matahari berada tepat di garis khatulistiwa atau ekuator bumi. Fenomena itu terjadi dua kali dalam setahun yakni 21 Maret dan 23 September.

Adapun lama hujan saat fenomena ekuinoks berlangsung maksimal tiga hari, tetapi rata-rata hanya dua hari saja. Hujan turun saat matahari menjelang ke garis ekuator bumi.

Jika ekuinoks terjadi pada 21 Maret 2024, maka hujan diperkirakan mulai turun pada tanggal 15 atau 16 Maret 2024 mendatang.

(adista)