IRT Positif Covid-19, Suaminya Menolak Isolasi di RSSI Pangkalan Bun

MAN/BERITA SAMPIT - Ilustrasi penolakan isolasi di rumah sakit.

PANGKALAN BUN – Seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) berinisial NF (53) warga RT 07 Kelurahan Candi, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) yang dinyatakan positif Covid-19, setelah beberapa hari menolak dievakuasi akhirnya sekarang, Rabu 15 Juli 2020 sore mau diisolasi di RSSI Pangkalan Bun.

Sebelum NF dievakuasi ke RSSI Pangkalan Bun meninggalkan kisah yang cukup unik. Suaminya PD (60) saat tim medis datang ke rumahnya untuk mengevakuasi istrinya NF, PD menolak sambil marah-marah jika istrinya diisolasi di rumah sakit. Penolakan suaminya sempat direkam petugas medis Puskesmas Kumai yang gagal mengevakuasi NF, kemudian informasi tersebut beredar luas di Kabupaten Kobar.

BACA JUGA:   TP PKK Kobar Bagikan Ratusan Bungkus Takjil  kepada Warga

Kepala Puskesmas Kumai dr Abimanyu membenarkan ada seorang IRT warga RT 07 Kelurahan Candi yang tak mau untuk dijemput tim medis, dan kejadiannya sempat direkam.

“Kronologisnya, Sabtu 11 Juli 2020 petugas medis dari Puskesmas Kumai mendatangi NF, karena hasil tes swabnya positif corona. Namun, evakuasi gagal karena suaminya menolak kedatangan tim medis ke rumahnya,” kata Abimanyu.

Petugas tim medis selama beberapa hari terus memantau keadaan NF, baik melalui telepon dan video call dengan keluarga pasien. “Sebelumnya juga keluarga lainnya yang serumah juga sudah kami berikan arahan untuk menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Kami tidak mau nantinya virus corona menular ke mana-mana,” ujar Abimanyu.

BACA JUGA:   SMAN 2 Kumai Bagi-Bagi Paket Sembako dan Infak Ramadan 1445 H, Kepsek Drs. Ridwan: Wujud Peduli Sesama Tunai Tugas Ilahi

Setelah pihaknya dan semua tim medis memberi arahan kepada suami NF dan keluarganya, akhirnya ibu setengah baya itu mau diisolasi di RSSI Pangkalan Bun. “Yah kita ini (dokter dan tim medis) harus penuh kesabaran untuk memberikan arahan tentang virus corona kepada masyarakat, terlebih-lebih masyarakat di kampong,” pungkas dr Abimanyu. (Man/beritasampit.co.id).