Pemkab Barito Utara Apresiasi Lomba Mengayam Rotan di Muara Mea untuk Tingkatkan Kemampuan Perajin

Camat Gunung Purei Bambang Supriyanto bersama para pengrajin anyaman rotan dan Yayasan Handep foto bersama hasil kerajinan rotan di depan Rumah Betang Muara Mea, Rabu (16/11/2022).(ANTARA/HO-Kecamatan Gunung Purei)

MUARA TEWEH – Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengapresiasi lomba kerajinan tangan menganyam dari bahan rotan guna meningkatkan kemampuan para perajin anyaman rotan di Desa Muara Mea, Kecamatan Gunung Purei yang difasilitasi Yayasan Handep.

“Kegiatan itu mendukung sebagai upaya salah satu penguatan ekonomi masyarakat di desa dengan penguatan sumber daya manusia, pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah harus bisa kita olah sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu mata pencaharian keluarga,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan, Masyarakat dan Desa Kabupaten Barito Utara Eveready Noor di Muara Teweh, Kamis 17 November 2022.

Menurut dia, lomba menganyam rotan yang dilaksanakan Pemerintah Desa Muara Mea Kecamatan Gunung Purei di rumah Betang Desa Muara Mea diikuti para perajin anyaman rotan di daerah setempat antara lain dari Desa Muara Mea, Payang dan Baok.

Desa-desa, kata dia, bisa menggunakan dana yang bersumber dari dana desa (DD) untuk ketahanan pangan yang sebesar 20 persen untuk pembelian alat atau teknologi pembelah atau peraut rotan.

“Kami mengupayakan juga para perajin ini diberikan kaji tiru serta pelatihan lewat Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UKM setempat, sehingga olahan hasilnya layak untuk di jual belikan dengan memperkaya motif olahan, dan nantinya diharapkan juga bisa mengolah mebel yang serba berbahan rotan,” kata Eveready Noor.

Camat Gunung Purei Bambang Supriyanto mengatakan lomba ini sebagai ajang mengasah keterampilan dan daya kreativitas para ibu-ibu sebagai perajin olah berbahan rotan.

Ketersediaan sumber daya alam (SDA) berupa rotan yang ada di sekitar desa membuat warga harus kreatif memanfaatkannya agar bisa menjadi salah satu kerajinan yang dapat sebagai penghasilan keluarga yang bernilai ekonomis.

“Kerajinan tangan yang berbahan rotan yang dilombakan tersebut yaitu berupa tas, lanjung, rambat, bakul dan lainnya,” katanya.

Dia mengatakan, kegiatan lomba ini difasilitasi Yayasan Handep dan hasil lomba ini langsung dijual dengan harga yang lumayan mahal untuk ditempatkan museum Borneo Serawak.

Para pemenang yakni juara I diraih Desa Baok, juara kedua diraih Desa Muara Mea dan juara ketiga diraih oleh Desa Payang. Masing masing desa menerima hadiah uang pembinaan dari Yayasan Handep.

“Untuk pemenang diberikan hadiah uang tunai juara pertama mendapatkan Rp10.000.000, untuk juara dua menerima Rp5.000.000 dan juara ketiga menerima Rp3 juta,” ucapnya.

Camat Gunung Purei mengatakan, dari hasil lomba menganyam rotan ini nampak terlihat antusias peserta memperlihatkan keterampilan, ini juga tidak terlepas dari hasil kaji tiru kepala desa ke Tegalwangi Cirebon, Jawa Barat pada bulan lalu.

“Pada saatnya nanti lomba menganyam berbahan rotan ini akan kami lombakan kembali di tingkat kecamatan bahkan di tingkat Kabupaten Barito Utara,” katanya.

Hampir semua desa di Kecamatan Gunung Purei yang merupakan kecamatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur itu sebagai sentra industri perajin rotan dan para perajin olahan rotan ini juga sangat perlu menerima pelatihan dan penyediaan alat teknologi pengolahan atau peraut rotan.

(ANTARA)