Awas Jangan Mengkonsumsi “Cabe Bubuk Kering” Rentan Terhadap Penyakit “Difteri”

    PANGKALAN BUN,- Awas kalau bisa jangan mengkonsumsi ‘Cabe Bubuk Kering’,karena sangat rentan terhadap penyakit ‘difteri’.

    Demikian dikatakan dr. Ratna Soeryandari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), saat dibincangi bertasampit.co.id Sabtu (20/1/2018).

    Ia menuturkan bahwa dari informas Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Jawa Barat. Bahwa ada 600 orang yang sudah kena penyakit difteri.

    Bahkan terang dr Ratna, penyakit tersebut sanagat rentan menyerang anak. Menurut kabar yang ia terima 38 orang meinggal dunia akibat benyakit berbahaya tersebut.

    Sehingga untuk saat ini, wabah difentri sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa.

    Dengan kejadian yang luar biasa tersebut menurut dr. Ratna. Dinkes DKI Jakarta telah mengambil tindakan cepat dengan mengadakan imunisasi masal yang digelar 11 Desember lalu dengan sasaran usia 1 – 19 Tahun.

    Selain itu dr. Ratna menjelaskan, bahwa penyakit tersebut, juga bisa diakibatkan dari sejumlah makanan yang mudah dikonsumsi anak-anak, diantaranya makanan yang digoreng dijual dipinggiran dan sekolah, seperti tahu bulat atau otak-otak, yang sering diberi pedas dari cabe bubuk kering.

    Sebab dari informasi yang ia terima pula. Telah diketahui cabe bubuk kering selama ini sebelum digiling dihaluaskan, pelaku pengumpul terlebih dahulu menyimpan di dalam gudang yang kurang bersih.

    Bahkan cabe kering didalam gudang sering dikencing tikus dan didaangi kecoa.

    Kemuadian langsung saja digiling, akhirnya membwa kasus penyakit yang rentan dengan penyakit difteri.

    “Untuk kita semua harus hati-hati apalagi yang punya keluarga, dan putra-putrinya suka mengkonsumsi jajanan dengan menggunakan bumbu tabur (terutama yang mengandung cabe kering) seperti cilok, tahu crispy, singkong goreng, otak-otak, atau yang lainnya, janganlah mengkonsumsi atau makan cabe bubuk kering,” kata dr. Ratna

    Umumnya menurut dr. Ratna, penyakit difteri memiliki masa inkubasi atau rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari.

    (Man/Beritasampit.co.id)