Prevalensi Balita Stunting di Sukamara  Terendah Se Kalteng

Periksa : ENN/BS - Suasana piskesmas Sukamara saat masyarakat antre untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

SUKAMARA – Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 Prevalensi balita stunting di Kabupaten Sukamara sebesar 23,7 persen sementara untuk Provinsi Kalimantan Tengah adalah 34 persen dan masuk zona merah dan terendah ke empat secara nasional.

“Secara nasional tergetnya adalah 28 persen, meski Kabupaten Sukamara prevalensi balita stunting terendah se Kalteng tapi masih diatas angka yang ditetapkan WHO,” kata Bupati Sukamara Windu Subagio, Kamis (26/9/2019).

BACA JUGA:   Pemkab Sukamara Akan Tambah Fasilitas dan Pelayanan Mall Pelayanan Publik

Hasil riset kesehatan dasar 2018 Secara nasional angka prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 30,8 persen jauh diatas batasan yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 20 persen.

Windu mengatakan untuk menekan angka tersebut, masyarakat perlu memahami faktor apa saja uang menyebabkan stunting.

“Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu cukup lama dari masa 1000 hari pertama kehidupan yang mengakibatkan gangguan,” terang Windu.

BACA JUGA:   H Windu Subagio Tegaskan Tidak Akan Maju Pada Pilkada Sukamara 2024

“Prevalensi adalah proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik dalam jangka waktu tertentu,” jelas Windu .

Menurut Windu, upaya kesehatan yang dilakukan sejak anak masih dalam kandungan sampai berusia 5 tahun kehidupan ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai timbuh kembanv optimal baik fisik, mental, emosional. maupun sosial serta miliki intelegensi majemuk sesuai potensi genetiknya. (enn/beritasampit.co.id)