Acara Ritual Bebarasih Banua Mengurai Kembali Kenangan Sejarah Kumai

Keterangan Foto : Bupati Kobar Hj Nurhidayah, Wakil Bupati Ahmadi Riansyah, Ketua DPRD M Rusdi Gozal bersama rombongan saat ziarah ke makam HM Idris salah seorang tokoh masyarakat dan pejuang di Kumai.  

Editor : Maulana Kawit

PANGKALAN BUN – Acara Bebarasih Banua di Kelurahan Kumai Hulu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat yang rutin setiap tahun digelar mengurai kembali kenangan sejara Kumai.

Seperti di hari Minggu (13/10/2019) acara Bebarasih Banua yang diikuti Bupati Kobar Hj Nurhidayah dan Wakilnya Ahmadi Rainsyah, sejmlah Dinas, dimulai dengan acara haul HM Idris yang merupakan salah seorang leluhur warga Kumai.

Kemudian dilanjutkan acara tampung tawar sebagai pelengkap acara melarung berupa miniatur balai yang diisi berbagai kue tradisional.

“Acara ini juga akan digelar lagi beberapa hari kemudian yaitu Rabu 16 Oktober 2019 dimulai dengan menaruh balai yang berisi beragam kue tradisional dibebetapa titik Sungai Kumai,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kobar, Rosihan Pribadi.

BACA JUGA:   Pasar Ramadan Sudah Mulai Dibangun Menjelang Puasa

Dia menjelaskan lokasi tempat menaruh balai adalah Sungai Nyirih, Sungai Tendang, Pasar Cempaka, Sungai Panggung, Sungai Kapitan, Sungai Sekonyer, lokasi pantai yang dinamakan Pasir Panjang hingga Muara Sungai Kumai.

“Di Muara Sungai Kumai kemudian dilakukan pelarungan kapal kecil. Kegiatannya Rabu merupakan acara puncak Bebarasih Banua, dan kegiatan ini selain melestarikan budaya Kumai juga sekaligus menjadi daya tarik wisata sesuai prioritas pembangunan pemerintahan Bupati Kobar Nurhidayah,”ujar Rosehan.

Kegiatan tapung tawar dipimpin Demang Kepala Adat Kumai, Hermansyah yang merupakan juriat HM Idris yang pertama kali menggelar ritual Babarasih Banua.

Bupati Kobar Hj Nurhidayah, mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan HUT ke 60 Kobar.

BACA JUGA:   Ini Arahan Kapolres Kobar Kepada Para Personilnya Jelang Ramadan

“Ritual adat ini untuk memohon kepada Allah agar daerah kita diberikan keberkahan, kedamaian dan dihindarkan dari bala bencana,juga untuk mempertahankan tradisi leluhur agar tidak hilang dan dikenal oleh generasi yang akan datang,” kata Bupati.

Dan di Kobar ada Kesultanan dan perjuangan melawan penjajah guna mempertahankan kemerdekaan bangsa. Bisa dikatakan kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap pahlawan dan pendiri Kobar.

Kegiatan yang penuh dengan nilai budaya ini juga sengaja diangkat guna mempromosikan pariwisata Kobar.

“Jadi sengaja kita branding dengan nama dan bentuk yang sangat menonjolkan kearifan lokal. Lantaran kegiatan seperti ini merupakan potensi pariwisata yang harus terus kita lestarikan dan kembangkan,” beber Bupati

(Man/beritasampit).