Gubernur Sugianto Beber Prestasi di Rakerwil IV PAN Provinsi Kalteng

PESERTA RAKERWIL. Sugianto Sabran berfoto bersama dengan salah satu peserta Rakerwil PAN Kalteng.

Editor : Maulana Kawit

PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto Sabran berpidato sekaligus sambutan pada kegiatan Rapat Kerja wilayah (Rakerwil) IV PAN Provinsi Kalimantan Tengah.

Acara ini dihadiri oleh petinggi PAN salah satunya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan dan bakal calon gubernur dan bupati di Kalteng sendiri.

Pertama-pertama ia merasa harus bertanggung jawab atas dukungan PAN saat ia maju Gubernur dan menang waktu lalu.

Dikesempatan itu pun ia memaparkan kenaikan APBD yang telah mencapai 5,4 Triliun, nominal ini menurut Sugianto digunakan untuk kebutuhan masyarakat Kalteng sendiri. Baik memenuhi kelengkapan Infrastruktur, Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Pariwisata.

BACA JUGA:   Pemkesra Buka Pasar Murah di Kabupaten Gunung Mas

Kemudian, Gubernur Kalteng ini juga membeberkan prestasi dalam dunia pendidikan. Seperti, gaji guru honorer yang dulunya hanya 750 ribu sampai 1,5 juta. Sekarang tembus 2 juta ditingkat SMA sederajat. Kemudian soap Bidik misi tembus 5000 ribu penerima dari S1 sampai S2.

Tidak hanya itu Gubernur Kalteng Sugianto juga menceritakan saat ada warga sakit jantungnya bocor ia sendiri membantu dengan dana pribadinya meliputi makan dan penginapan selama ia sakit. Biaya operasi 200 juta sampai 400 juta langsung ia iyakan untuk membantu warganya melalui biaya pemerintah daerah.

BACA JUGA:   Tim LKPD Laksanakan Paparan Analitis Guna Meyakini Keandalan Informasi

“Asal masyarakat miskin, masyarakat bisa dibantu (kesehatannya),” ucapnya.

Sugianto sendiri optimis mengejar ketertinggalannya dari wilayah lainnya. Ia juga sedang mengembangkan produk lokal gula, kopi, kakao dan coklat di daerah DAS Barito.

“Supaya kita tidak tergantung pada ekonomi global yang mempengaruhi sawit, tambang dan sebagainya, sehingga ketahanan daerah bisa kuat,” tuturnya.

Jangan sampai infrastruktur bagus tapi SDM nya lemah, malah orang-orang pendatang yang bekerja sedangkan masyarakat lokal menganggur selorohnya.

(Gby/Beritasampit.co.id)