Harga Gula Mengalami Kenaikan Menjelang Puasa

Berita Sampit
SHP/BERITA SAMPIT - Salang, (tengah) salah seorang warga desa Karamuan dan berprofesi menyadap karet saat sedang urusan di Muara Teweh dengan rekan-rekannya.

MUARA TEWEH – Perekonomian saat ini sedang tidak stabil. Sehingga, akibatnya harus pandai-pandai mengelola keuangan. Khususnya, kaum ibu-ibu.

Harga karet sedang sedang murah. Perkilonya hanya dihargai Rp 5.500, sehingga, membuat sebagian petani karet menjerit.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu warga Desa Karamuan, Kecamatan Lahei Barat, Kabupaten Barito Utara (Barut), Salang mengatakan bahwa dia bekerja sebagai menyadap karet dan tukang kayu.

Pria paruh baya dengan dua anak tersebut, mengatakan. Dalam satu bulan, ia hanya bisa mendapatkan sebanyak dua pikul saja. Itupun jika cuaca sedang bagus.

BACA JUGA:   Bawaslu Kalteng Lakukan Pendampingan Sidang Pemeriksaan Pelanggaran Administratif Pemilu di Kapuas 

“Saya menyadap karet saja pekerjaan, harga per kilogram cuma Rp 5.500 saja”,katanya Kamis, 12 Maret 2020, di sekretariat BPHD AMAN Barut.

Sehingga dalam sebulan, ia hanya bisa mendapatkan Rp 1.000.000, belum lagi dipotong biaya lainnya.”Kalau minyak motor, selama satu bulan itu habis 10 liter,” terangnya.

Untuk menutupi kebutuhannya, Ia terpaksa bekerja serabutan, agar bisa mendapatkan pemasukan lebih,”Saya sambil kerja tukang rumah kayu juga,” keluhnya.

BACA JUGA:   Sudah Membuktikan Perolehan Suaranya, Syauqie Figur Kuat Maju di Pilgub Kalteng

Selain itu ia juga mengeluhkan harga gula yang cukup tinggi.

Ditemui secara terpisah, hal senada pun diungkapkan oleh. Ariyanti, warga gang Pandawa kelurahan Melayu. Juga mengeluh, harga gula yang sudah mulai naik.

“Sekarang harga gula naik, Rp 14.000 perkilogramnya. Itupun bisa naik lagi, jelang bulan puasa nanti,” katanya, saat dijumpai usai belanja disebuah warung.

(shp/eritasampit.co.id)