Kisah Aufa Seorang Mahasiswi Yang Berjiwa Baja

RST/BERITA SAMPIT - Saat Aufa Merawat Ibunya di RSUD dr. Murjani Sampit.

SAMPIT – Seorang pemuda adalah salah satu aset negara yang sangat berharga, bukan saja dalam pola pikir tetapi juga dalam nilai moral yang harus dibentuk dengan baik. Ini yang diperlihatkan seorang mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya dengan baktinya kepada orang tua.

Aufa kelahiran Danau Sembuluh mahasiswi IAIN Palangka Raya berumur 19 Tahun ini sudah merasakan yang tidak semua pemuda rasakan, dan bisa dilewatinya diusia muda dan patut untuk menjadi contoh para pemuda.

Sejak SD Aufa dan adiknya tumbuh besar bersama Ibunya, ketika ibu dan ayah Aufa berpisah dan saat itu tidak pernah lagi berkomunikasi dengan Ayah kandungnya.

Sewaktu Aufa SMA, Ibunya sudah sakit-sakitan hingga ibu Aufa berhenti bekerja disalah satu perusahaan yang beropesi sebagai karyawan biasa, dengan kondisi seperti itu Aufa ingin meringankan beban Ibunya dengan bekerja di salah satu Perkantoran Desa dan sebagai guru mengaji.

BACA JUGA:   Terpilih Jadi Anggota DPRD Kalteng, Abdul Hafid: Kemenangan Masyarakat Kotim dan Seruyan

Selang bebera tahun Aufa baru masuk Kuliah tinggal di Asrama Putri Mahad Al Jami’ah IAIN Palangka Raya. Seorang Laki-Laki ingin bertemu dengan Aufa dan ternyata adalah ayah kandungnya meski Aufa sempat tidak percaya.

“Waktu saya baru masuk kuliah dan tinggal di asrama seorang laki-laki ingin bertemu dengan saya, bercerita banyak dan ternyata laki-laki itu adalah ayah kandung saya, sempat saya tidak percaya antara bahagia dan sedih menjadi satu,” ucap aufa dengan suara lembutnya.

Ayah kandung Aufa sempat membiayai kuliah Aufa. Namun, setelah tiga minggu kemudian ayahnya meninggal dunia. Dengan waktu yang sangat singkat dengan Ayah kandungnya tentu membekas luka yang dalam dihatinya. Seminggu kemudian masih merasakan sedih yang baru ditinggal Ayahnya, Ibunda tercinta jatuh sakit.

Ditengah goncangan alam sangat luar biasa yang diserang oleh wabah virus Corona (Covid-19), Aufa juga diberikan cobaan yang cukup berat, Ibunda tercintanya yang bernama Noor Hidayah kelahiran Danau Sembuluh (37) tahun jatuh sakit dan harus dirawat di RSUD dr. Murjani Sampit. Sebelumnya ibunda Aufa pernah masuk RS Doris Sylvanus dengan penyakit pembengkakan di jantung.

BACA JUGA:   Tugas Selesai, Gaji PPS di Kotim Menunggak

“Untuk penyakit pastinya, saat ini kita belum tahu, sebab rontgennya belum keluar. Perawat hanya mengatakan bahwa kondisi ibu memburuk,” kata ayah tiri Aufa yang mengaku dalam perekonomian terbatas.

Dengan usia muda Aufa masih bisa berdiri tegak dengan cobaan yang cukup berat, “Semoga Allah yang maha kuasa memudahkan jalan hidup Aufa dan menyembuhkan ibundanya. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga untuk kita semua, bersyukur, dan mari berbagi kasih untuk Aufa“.

“Kepada bapak-ibu dosen dan teman-temanku semua, do’akan saya kuat. Do’akan ibu saya cepat sembuh, saya baru saja kehilangan ayah saya. Saya belum kuat,” ungkap Aufa dengan berlinang air mata. (Rst/beritasampit.co.id).