SAMPIT – Berdasarkan laporan yang diterima Pemerintah Daerah Kotawarigin Timur (Kotim), dari puluhan desa di 9 kecamatan yang tergenang banjir, paling parah ada di Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi.
“Desa paling parah adalah di Hanjalipan, bahkan banjir sudah menggenangi sekolah, dan sebagian besar rumah penduduk di sana juga sudah dimasuki air,” ungkap Sekretaris Daerah Kotim, Halikinnor, Selasa 5 Mei 2020.
Semakin meluasnya banjir yang menggenang puluhan desa di 9 Kecamatan di Kotim, maka sejak 1 Mei 2020 kemarin, pemerintah telah menaikan status menjadi tanggap darurat.
“Kita sudah melakukan inventarisasi bantuan untuk warga yang terkena banjir, saya sudah meminta seluruh Camat melaporkan kondisi di wilayahnya, juga BPBD sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk bantuan terutama sembako bagi para korban banjir,” jelasnya.
Sehubungan untuk keselamatan warga, terutama anak-anak, Halikin mengimbau agar para orang tua lebih waspada dalam mengawasi buah hatinya, apalagi dengan kondisi genangan air yang saat ini masih tinggi.
“Saya mengingatkan para orang tua agar tidak lengah dengan banjir yang terjadi di desa itu, kita takut anak-anak lepas dari pantauan sehingga terjadi hal yang tidak diinginkan. Kita harap orang tua hati-hati menjaga putra putrinya,” imbau Halikin. (Cha/beritasampit.co.id).