Karya : Cak Ipan Tagem
….dan saat penciptaan kedua adalah ruh ku,
bisik selanjutnya hanyalah sisa-sisa perjanjian atas keimanan.
Engkau tajalikan gelombang Ruhani menjadi sosok yang berwujud aku,
berkulit-kulit samar yang dikelupas tiap waktu
yang aku sendiri tak punya birahi menembus ruang itu.
dalam ruang abad yang tiada abadi,
Engkau gandeng mesrah naluriku bersama dialektika cintaMu,
menyusur pengharapan dibungkus balon-balon sabun.
Mata senja dalam lamunan sunyi ku menyeret derap menuju perziarahan Kudus atas sisa-sisa batas kehidupan.
Bagaimana aku mesti berucap terima kasih,
sedang jiwa ku pun digenggam dalam RahimMu,
sebagaimana pandangan ku yang silau akan RohmanMu
Mohon dengan sangat tanpa hasrat,
Engkau perjalankan aku untuk setia dan rela atas apa yang ada di Lauhful Mahfudz Mu***
Sampit, 4 April 2020 (diperbatasan senja Suci)
Cak ipan Tagem (Irfan AS), Lahir di Gresik, 1984, Aktif berproses Seni Teater dan Sastra di Kelompok Limbah Sastra juga Sanggar Tjangkir Boedaja, Formatur komite sastra Dewan Kesenian Daerah Kotawaringin.
(jun/beritasampit.co.id)