PANGKALAN BUN – Dalam rangka menyongsong Sektor Pariwisata kembali normal dan sebagai upaya menghidupkan kembali usaha para tenaga wisata yang ada di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Dinas Pariwisata (Dispar) Kobar menggelar pelatihan pemandu wisata perkotaan dan pedesaan, di Aula Hotel Mahkota, Pangkalan Bun, Jumat 7 Agustus 2020 di Hotel Mahkota Pangkalan Bun.
Kegiatan ini dihadiri oleh Anggota DPRD Kobar, Kadis Pariwisata, Pengelola Wisata dan diikuti kurang lebih 40 peserta pemandu wisata.
Kepala Dispar Kobar Wahyudi mengatakan, bahwa bimbingan teknis ini adalah upaya untuk meningkatkan dan menghidupkan kembali sektor pariwisata yang sempat tutup karena mewabahnya Covid-19 di Kobar.
“Untuk Bimtek kali ini, temanya adalah wisata perkotaan dan pedesaan. Namun tentunya pada masa pandemi Covid-19 ini akan lebih banyak memberi perhatian kepada pemanduan untuk wisata di pedesaan,” kata Wahyudi.
Wahyudi menyampaikan, wisata pedesaan pada dasarnya adalah kegiatan wisata yang dikelola oleh masyarakat di desa, dengan mengembangkan potensi wisata yang ada di desa itu. Salah satu wisata di pedesaan yang sedang berkembang saat ini dan cukup diminati wisatawan, yaitu seperti di Desa Lalang.
“Di Desa Lalang ada satu embung yang dikembangkan oleh masyarakat yang kemudian diisi dengan kegiatan wisata yang langsung digerakkan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Selanjutnya, untuk sektor diperkotaan, Dispar Kobar akan fokus pada potensi wisata pemanduan di daerah Sungai Arut, karena Kobar punya potensi wisata di Sungai Arut dan SM Lamandau, yang kini mulai dimanfaatkan untuk wisata susur sungai.
“Kita akan terus berupaya meningkatkan sektor pariwisata di Kobar, terlebih pandemi Covid-19 ini sangat berdampak signifikan di sektor pariwisata,” imbuh Wahyudi.
Wahyudi juga menginformasikan, bahwa pada Kamis 6 Agustus 2020 ada kegiatan kunjungan Bupati didampingi beberapa kepala SKPD ke Obyek Wisata Suaka Margasatwa (SM) Lamandau.
“Kegiatan kunjungan antara lain penyerahan bantuan life jaket kepada anggota Kelompok Tani Binaan SM Lamandau. Pelepasliaran satwa hasil penyelamatan. Pemberian nama dua anak orang utan hasil penyelamatan yaitu nama Bawik dan Hatuek. Serta peninjauan feding di camp Gemini,” papar Wahyudi.
(Man/beritasampit.co.id).
