Isi Berita Tidak Sesuai Hasil Wawancara, Ketua DAD Kotim Protes Majalah Nasional

PROTES : ARIFIN/BERITA SAMPIT - Ketua DAD Kotim Untung memperlihatkan isi berita di majalah nasional yang menurutnya tidak sesuai hasil wawancara.

SAMPIT – Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Kotawaringin Timur (Kotim) Untung mengaku protes atas hasil wawancara yang telah diterbitkan di majalah Hukum dan Politik Keadilan Indonesia edisi 62. Pasalnya, ucapannya tidak sesuai yang tertulis di dalam majalah tersebut.

Untung menceritakan, pada saat diwawancarai dua wartawan majalah nasional yang diadakan pertengahan Juli 2020. Dia merasa tidak ada menyebutkan hanya satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotim yang terbaik.

“Saya tidak menyebutkan hanya satu paslon yang terbaik. Saya justru menyebutkan bahwa Kotim ada empat paslon, mereka adalah putra dan putri terbaik Kotim,” ucap Untung kepada wartawan beritasampit.co.id saat dikonfirmasi di Kantor DAD Kotim, Senin 9 November 2020, malam.

Akan tetapi, lanjutnya, setelah majalah itu diterbitkan pada 20 Agustus sampai 20 September 2020, Untung merasa kaget apa yang diucapkan justru “dipelintir” oleh wartawan majalah nasional.

BACA JUGA:   357 Siswa MAN Kotim Plus Keterampilan Ikuti Assesmen PTS 2024

Disamping itu, Untung merasa tidak ada menerima majalah sebagai bahan bacaan untuk mengetahui apa isi berita di majalah tersebut. Justru, dia mendapatkan majalah itu dari orang lain karena dipemberitaan ada foto dan nama dia.

“Saya merasa keberatan dan protes, karena apa yang saya ucapkan pada saat diwawancarai tidak menyebutkan hanya satu paslon terbaik. Aku harapkan ada iktikad baik dari pimpinan redaksi majalah untuk mengklarifikasi,” sarannya.

Upaya Untung mengharapkan agar pihak manajemen majalah Hukum dan Politik Keadilan Indonesia untuk segera mengklarifikasi sudah dilakukan. Namun, katanya, tidak ada jawaban.

“Saya sudah berusaha menelpon ke nomor yang ada di kolom redaksi di majalah, sudah beberapa kali tidak ada respon,” keluh mantan Kepala SMA Negeri 3 Sampit ini.

Selain itu, Untung juga mengaku keberatan karena di dalam isi berita tertulis bahwa “kontribusi warga pendatang luar biasa. Secara jujur, kita harus akui bahwa orang Dayak untuk menjadi pemimpin masih terkesan dipaksakan, Artinya, kalau dikatakan siap, itu belum siap. Mungkin 10 tahun ke depan baru bisa siap memimpin”.

BACA JUGA:   Terpilih Jadi Anggota DPRD Kalteng, Abdul Hafid: Kemenangan Masyarakat Kotim dan Seruyan

“Saya ini orang Dayak, saya kaget kenapa hasil wawancara tidak sesuai apa yang saya ucapkan. Ini tidak ada konfirmasi, tidak mungkin saya ini orang Dayak menjelek-jelekkan suku Dayak,” tegasnya.

Sebagai Ketua Harian DAD Kotim, tambahnya, tugasnya adalah mengayomi semua suku yang ada di Bumi Habaring Hurung, bukan sebaliknya.

“Saya tegaskan, pada prinsipnya bahwa saya tidak menyatakan seperti apa yang diberitakan di majalah Hukum dan Politik Keadilan Indonesia edisi 62 yang diterbitkan 20 Agustus sampai 20 September 2020,” tandasnya. (ifin/beritasampit.co.id).