Basarah Bilang Benny Wenda Terlelap Mimpi Indah dalam Kenikmatan Lobby di Eropa

Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah.

JAKARTA– Benny Wenda, baru bangun tidur dan masih terjebak dalam dunia mimpi serta ilusi yang diciptakannya sendiri dalam kenikmatan ruang lobby-lobby di Eropa.

Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menanggapi pimpinan Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat yang telah mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Desember 2020.

“Saya menyesalkan pemerintah Inggris yang seolah memberi ruang bagi Wenda untuk mendiskreditkan pemerintah Republik Indonesia yang berdaulat atas Papua,” tegas Basarah, Kamis, (3/12/2020).

Basarah bilang seharusnya Wenda bisa bangun dari mimpinya dan melihat Papua saat ini lebih seksama. Sebagai bagian dari Republik Indonesia, pemerintahan Joko Widodo menaruh perhatian yang luar biasa terhadap pembangunan di Papua Indonesia Timur.

“Selain beberapa kali hadir secara personal di Papua, Jokowi memberi porsi lebih bagi pembangunan di Papua, mulai dari pembangunan SDM, Infrastruktur, Beasiswa, hingga menghilangkan disparitas harga BBM dan lain-lain,” ungkap Basarah.

Tidak hanya itu, Basarah mengatakan Presiden Jokowi juga mempercayakan jabatan staf khusus kepada dua putra Papua, yakni Lenis Kogoya dan Gracia Billy Mambrasar.

Ketua DPP PDI Perjuangan itu menyatakan bahwa berdasarkan fakta sejarah, negara Papua tidak pernah ada.

BACA JUGA:   Index Pembangunan Pemuda Naik, Legislator Golkar Bilang Begini!

Papua, sebelum Belanda melakukan kolonisasi adalah daerah yang terdiri dari banyak suku yang saling berperang dalam memperebutkan wilayah dan sumber daya.

Papua sendiri, bersama wilayah Indonesia lainnya adalah bekas jajahan Belanda. Oleh karenanya berdasarkan prinsip Uti Possidetis Juris, setelah Indonesia merdeka, maka Indonesia mewarisi bekas jajahan Belanda, termasuk Papua.

Hal ini juga diperkokoh dengan hasil Penentuan Pendapat Rakyat (1969), dimana rakyat Papua telah memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI.

Kata Basarah, patut dicatat disini bahwa Presiden Jokowi sendiri memenangkan Pilpres 2019 di Provinsi Papua dan Papua Barat secara telak, dengan suara diatas 85% (lebih dari 3.5 juta suara) dan tingkat partisipasi pemilih diatas 85 persen.

“Angka ini menjadi bukti dukungan yang kuat dari rakyat Papua bagi pemerintahan Presiden Jokowi, sekaligus menjadi fakta tak terbantahkan bahwa Papua nyaman berada dalam pangkuan Ibu Pettiwi,” imbuhnya.

Basarah mengatakan setidaknya pemerintahan Presiden Jokowi senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi rakyat Papua. Memang masih diperlukan komunikasi yang intensif dan dialog terbuka dari hati ke hati dengan para pemuka adat dan pemuka agama di Papua.

BACA JUGA:   Lifting Migas Terus Menurun, Maman Golkar: PHE Belum Mampu Berkontribusi Terhadap Negara

Pola pendekatan represif dan kekerasan sedapat mungkin dihindari. Pembangunan tidak hanya pembangunan fisik, namun juga memberi keseimbangan dengan pendekatan pembangunan SDM.

“Papua adalah saudara kita, jika Papua sakit, kita sebagai saudara sebangsa juga akan merasakan, tidak mungkin akan kita tinggalkan.” tegas Basarah.

Benny Wenda, lanjut Basarah, terlalu lama mereguk kenikmatan di Eropa. Hinggap dari satu ballroom ke ballroom lain, dari satu forum ke forum lain, dengan dalih diplomasi. Benny mabuk sanjungan sehingga tidak sadar dimanfaatkan sebagai proxy negara lain, yang memberi ilusi bahwa Papua bisa merdeka.

“Pada kenyataannya negara-negara lain hampir seluruhnya tetap mengakui bahwa Indonesia adalah bagian yang sah dari NKRI,” cetus Basarah.

Wenda juga terlalu tidur dalam kenikmatan, sehingga mungkin tidak menyadari perkembangan Papua.

“Sebagai sesama anak bangsa, meski Wenda lebih memilih warga negara Inggris, saya menyerukan agar Wenda bangun dari tidur panjangnya. Sudahi kenikmatan semu dan mimpi indah menjadi Presiden RI dari negara Inggris, mari bersama membangun Papua,” pungkas Ahmad Basarah.

(dis/beritasampit.co.id)