Harga Bahan Pokok Meroket, Begini Upaya Dinas Ketahanan Pangan Kalteng

IST/BERITA SAMPIT - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lilis Suriani, Jumat 19 Maret 2021.

PALANGKA RAYA – Menjelang Bulan Puasa dan lebaran tahun 2021 Dinas Ketahanan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan persiapan dalam rangka menekan lonjakan harga bahan pokok.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lilis Suriani menjelaskan pihaknya akan melakukan dua jenis kegiatan untuk menekan lonjakan harga pangan seperti melakukan kegiatan jangka pendek dan panjang.

Untuk kegiatan jangka pendek, seperti secara berkala melakukan gelar pangan murah pada saat bulan puasa dan menjelang hari Raya (HBKN) dengan difasilitasi oleh Kementerian Pertanian melalui kegiatan di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) yang dikelola Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Kalimantan Tengah.

Selanjutnya secara rutin melakukan pemantauan harian, dan analisis harga pangan tingkat produsen serta konsumen sebagai bahan kajian antisipasi gejolak harga komoditas pangan.

Pihaknya juga akan melakukan pemantauan bersama tim Satgas Pangan, dan tim pengendali inflasi daerah (TPID) untuk menghindari upaya penumpukan barang, panic buying dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting).

BACA JUGA:   Beasiswa TABE Tak Ada Kejelasan, GMKI Cabang Palangka Raya Akan Segera Gelar Aksi

Sedangkan untuk kegiatan jangka panjang memberikan anjuran agar petani dan peternak tidak menjual produksinya ke luar Kalteng, karena Gubernur Kalteng sudah membuat surat edaran terkait hal tersebut pada tanggal 24 Maret 2020.

“Melalui program pekarangan pangan lestari (P2L) dan pertanian keluarga (PK) dari Kementerian Pertanian, beberapa kelompok tani dan rumah tangga se- Kalteng, telah mendapat fasilitasi bantuan guna memanfaatkan pekarangan untuk bercocok tanam bahan kebutuhan sehari-hari seperti cabe, bawang merah, dan sayur-sayuran, serta ternak,” ucapnya.

Selain itu berdasarkan perhitungan neraca pangan strategis semua komoditas kondisi tercukupi sampai lebaran, walau sebagian ada yang minus pada beberapa komoditas yang tergantung pasokan dari luar, namun jika pasokan selalu lancar semua bahan pokok tetap terpenuhi untuk kebutuhan bulan puasa hingga lebaran.

“Berdasarkan estimasi perhitungan neraca pangan strategis, minus atau defisit terjadi pada komoditas bawang merah, telur, gula pasir dan minyak goreng yang bertahan kurang lebih satu bulan. Untuk bahan pokok yang mengalami surplus terjadi pada komoditas beras, jagung dan daging sapi,” jelasnya.

BACA JUGA:   Edy Pratowo Salurkan Beras Subsidi untuk Pasar Murah di Kabupaten Kapuas

Pihaknya mengakui perlu sinergi dengan instansi sector (tanaman pangan dan peternakan, perikanan, perdagangan, serta perhubungan) demi kelancaran distribusi pasokan bahan pangan dari luar Kalteng. Serta perlu dilakukan penegasan agar semua petani dan peternak di Kalteng tidak menjual produksinya ke provinsi tetangga.

Lilis juga menjelaskan kondisi harga bahan pokok yang saat ini masih relative stabil, namun menjelang hari besar keagamaan biasanya akan ada tren kenaikan harga pada beberapa komoditas yaitu ayam, telur ras, daging sapi, bawang, cabe, dan gula pasir. Penyebabnya sebagian besar komoditas tersebut kalteng masih mengandalkan pasokan dari luar untuk mencukupi kebutuhannya.

(Hardi/Beritasampit.co.id)