Gus Jazil Imbau Politisi Muda Tak Bawa Isu Agama Demi Kekuasaan

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid Gus Jazil saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar di hadapan peserta Muskernas Dewan Koordinasi Nasional (DKN) dan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Gerakan Pemuda Kebangkitan (Garda) Bangsa di Hotel Amanuba Rancamaya Bogor, Sabtu (3/4/2021), malam. (dok: MPR for beritasampit.co.id)

BOGOR- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (Gus Jazil) mengingatkan bahwa dalam praktek politik ada saja pihak yang suka menempuh segala macam cara untuk mendapatkan kemenangan.

“Praktek politik menggunakan cara-cara yang tidak benar, semata-mata hanya untuk mendapatkan kekuasaan,” imbuh Gus Jazil saat memberikan Sosialisasi Empat Pilar di hadapan peserta Muskernas Dewan Koordinasi Nasional (DKN) dan Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Gerakan Pemuda Kebangkitan (Garda) Bangsa di Hotel Amanuba Rancamaya Bogor, Sabtu (3/4/2021) malam.

Gus Jazil bilang memperoleh kekuasaan menggunakan segala cara tersebut dipopulerkan oleh Niccolo Machiavelli. Dia adalah seorang ilmuan yang pertama kali berhasil membaca fenomena menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh kekuasaan di ranah politik.

Selain praktek menghalalkan segala cara, yang ditemukan Niccolo Machiavelli, dalam dunia politik juga dikenal filosofi “kenali dirimu, kenali musuhmu, kenali medan perangmu.

Seribu kali kau berperang, seribu kali kau menang”. Filosofi ini diciptakan oleh Sun Tzu. Filosofi Sun Tzu sudah berumur ribuan tahun, tetapi masih relevan sampai sekarang.

BACA JUGA:   Legislator Golkar Apresiasi KPU RI Laksanakan Pemilu 2024 Dengan Damai

“Bagi kita bangsa yang berpancasila, tentu filosofi Sun Tzu lebih bisa diterima, dibanding praktek politik menggunakan segala cara (Niccolo Machiavelli). Karena meraih kemenangan dengan menghalalkan segala cara jelas tidak sesuai dengan Pancasila,” tandas Gus Jazil.

Terlebih menggunakan agama sebagai alat politik maupun memisahkan agama dari politik, demi kepentingan kekuasaan.

“Apalagi tak jarang, para pengikut Machiavelli, ini mereka juga menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma, asal tujuan politiknya tercapai,” ujarnya.

Melihat banyaknya praktek-praktek mendapatkan kekuasaan, itu Gus Jazil mengajak politisi PKB untuk mengenali upaya mendapatkan kekuasaan yang dilakukan setiap lawan politik dan mencari kelemahannya agar bisa memenangkan pemilihan dengan cara yang lebih baik dan beradab.

BACA JUGA:   Mukhtarudin: Green Energy dan Green Industry Jadi Bagian Kehidupan

“Bukan dengan cara memecah belah, memanfaatkan agama sebagai alat politik, maupun menghalalkan segala macam cara untuk mencapai kemenangan,” bebernya.

Pada kesempatan itu, Jazilul Fawaid juga mengingatkan orang yang terjun ke ranah politik sebaiknya adalah mereka yang sudah selesai dengan kehidupan pribadinya. Agar, bisa memperjuangkan aspirasi rakyat, tanpa berfikir keuntungan apa yang akan diperolehnya secara pribadi.

Mereka juga harus memahami UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi, yang berfungsi sebagai penunjuk arah perubahan dan kemajuan.

“Ini penting agar mereka paham, apa yang hendak dicapai dalam pembangunan ini,” kata Gus Jazil menambahkan.

Selain itu, lanjut dia, politisi juga harus mengenal UU yang menjadi petunjuk praktis dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.

“Jangan sampai mereka melupakan UU, sehingga perjuangannya membela masyarakat malah bertentangan dengan ketentuan dan hukum yang berlaku,” pungkas Jazilul Fawaid.

(dis/beritasampit.co.id)