Sedang Berpuasa Pasien Diabetes Dapat Lakukan Olahraga , Ini Strateginya

Ilustrasi.

PASIEN diabetes tetap bisa berolahraga walaupun sedang berpuasa, tapi harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya waktu, kapan dan berapa lama melakukan olahraga dan berapa banyak porsi asupan makanan yang dikonsumsi.

Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Sriwijaya, Lingga Gumelar mengatakan, sama hanya orang sehat pada umumnya, berolahraga tak boleh dilakukan berlebihan apalagi selama berpuasa, karena dapat memicu gula darah terlalu rendah.

“Sebaiknya lakukan olahraga 1 hingga 2 jam sebelum berbuka puasa agar tidak mengakibatkan gula darah terlalu rendah,” ujarnya dalam sebuah diskusi via daring, Rabu 14 April 2021.

Menjaga tubuh tetap aktif selama Ramadan sebenarnya juga bisa melalui rutin melakukan salat, termasuk tarawih.

Lingga mengatakan, melakukan kegiatan salat tarawih yang juga mencakup gerakan dalam salat biasanya yakni gerakan sujud, rukuk, berdiri juga bisa dianggap sebagai aktivitas fisik.

Terkait pengaturan makan, Lingga merekomendasikan pasien memenuhi 50 persen kebutuhan energinya dalam sehari saat berbuka puasa yang terbagi menjadi 10 persen makanan ringan sebelum salat magrib dan 40 persen makanan utama sesudah salat magrib. Kemudian, 10 persen makanan ringan sesudah salat tarawih dan makanan utama sebesar 40 persen pada saat sahur.

BACA JUGA:   Lapas Sampit Komitmen Penuhi Gizi WBP Selama Ramadan

Makanan yang dikonsumsi harus bergizi seimbang dengan proporsi karbohidrat 45-65 persen, protein 15-20 persen dan lemak 20-25 persen. Pasien juga jangan melupakan zat gizi lain seperti mineral dan vitamin.

Disaat sahur, dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, oat, kentang, jagung atau gandum, karena akan bahan pangan tersebut lebih lambat dicerna lambung, sehingga dapat membuat diabetesi merasa kenyang lebih lama dan dapat menjaga gula darah lebih stabil.

“Konsumsi karbohidrat kompleks ini harus disertai sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam, putih telur, tahu, tempe dengan porsi 1-2 potong sedang, serta sayur dan buah dalam jumlah 1-2 porsi,” katanya.

Dia mengingatkan, pasien diabetes boleh berpuasa selama kurang lebih 14 jam sehari dan tidak mengganggu kesehatannya, asalkan kadar gula darah terkontrol yakni 80-126 mg/dl (saat puasa) dan 80-180 mg/dl dua jam (setelah makan).

BACA JUGA:   Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran

Kemudian, pasien tidak menggunakan suntikan insulin lebih dari dua kali sehari, faal hati dan ginjal baik, tidak ada gangguan pembuluh darah otak yang berat, tak ada kelainan pembuluh darah jantung, cadangan lemak tubuh cukup, tidak ada kelainan hormonal lain dan demam tinggi.

Sebaliknya, penyandang diabetes sebaiknya tidak berpuasa, jika diabetes tipe 1-nya sulit terkendali, menggunakan suntikan insulin lebih dari dua kali sehari, gula darah tidak terkendali, pernah mengalami koma ketoasidosis, hamil dan berusia lanjut yang diperkirakan sulit memahami komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul.

Selain itu, mereka yang pernah lebih dari dua kali mengalami episode hipoglikemia, hiperglikemia selama Ramadan dan riwayat penyakit lain yang berat seperti jantung, ginjal, lever dan darah tinggi.

“Pasien yang tidak terkontrol bila berpuasa bisa menimbulkan komplikasi berat seperti hipoglikemi, hiperglikemi, ketoasidosis diabetik, dehidrasi dan trombosis,” demikian pesan dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Sriwijaya ini. (BS-65/beritasampit.co.id)