Tumbilotohe, Tradisi Malam Pasang Lampu Sambut Idul Fitri Di Kota Gorontalo

Kendaraan memadati lokasi pelaksanaan tradisi tumbilotohe atau malam pasang lampu di Kota Gorontalo, Sabtu 8 Mei 2021.//IST_Antara/Debby Mano.

GORONTALO – Sebuah tradisi budaya menyambut Idul Fitri dilaksanakan warga Kota Gorontalo. Tumbilotohe, demikian sebutan warga setempat.

Tumbilotohe adalah tradisi menyalakan lampu dimalam-malam terakhir bulan ramadan.

Penduduk setempat biasanya akan menyalakan lampu tradisional yang diletakkan di halaman atau tepi jalan depan rumah atau jalan menuju masjid.

Tumbilotohe berasal dari bahasa Gorontalo. Tumbilo yang artinya memasang dan Tohe atau Tohetutu artinya lampu tradisional khas Gorontalo.

Tradisi ini dijadikan pemerintah setempat sebagai ajang wisata religi.

Meski ditahun ini Festival Tumbilatohe ditiadakan karena pandemi Covid-19, namun warga tetap melakukan tradisi ini.

BACA JUGA:   Komitmen Tanpa Batas, BPJS Kesehatan Berikan Layanan JKN Selama Libur Lebaran

Seperti pada Sabtu 8 mei 2021 malam Warga memadati sejumlah lokasi yang menjadi tempat digelarnya tumbilotohe atau tradisi malam pasang lampu.

Dilansir dari Antara, salah satu lokasi yang padat pengunjung adalah ruas jalan di Kelurahan Tanggidaa.

Selain padatnya kendaraan yang masuk ke jalan tersebut, sebagian warga tampak berkumpul di tepi jalan untuk menikmati malam pasang lampu.

Seorang anak menyalakan lampu tradisional dalam pelaksanaan tradisi tumbilotohe atau malam pasang lampu di Kota Gorontalo, 8 Mei 2021.//IST_Antara/Debby Mano.

Beberapa warga tampak sibuk menyalakan lampu-lampu botol berbahan bakar minyak tanah, yang ditata di pagar bambu pada sepanjang tepi jalan.

“Saya ke sini karena menurut info di sini yang paling meriah lampunya. Selain itu saya bisa belanja di toko-toko yang ada di kompleks ini,” ungkap salah seorang warga Kota Gorontalo, Karmila (34).

BACA JUGA:   Lapas Sampit Komitmen Penuhi Gizi WBP Selama Ramadan

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menegaskan tidak ada pelaksanaan Festival Tumbilotohe tahun ini untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19.

Menurutnya keputusan tersebut adalah kesepakatan seluruh pihak, termasuk para bupati dan wali kota.

Selain tumbilotohe, Pemprov Gorontalo juga melarang pelaksanaan pasar senggol yang biasanya dibuka pada bulan Ramadan di Kota Gorontalo.

(BS-65/beritasampit.co.id)