Program Desa ODF di Kobar Rampung 2022

Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah.

PANGKALAN BUN – Dalam mewujudkan Kabupaten Sehat, Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kini tengah menggenjot perwujudan dari Desa ODF (Open Defecation Free), dimana Kobar targetkan pada tahun 2022 program desa ODF tersebut selesai.

Guna menyamakan persepsi, Pemerintah Daerah menggelar rapat koordinasi perihal percepatan ODF di Aula Bappeda, Jumat, 21 Mei 2021. Rapat itu dipimpin langsung Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah dan dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kobar Achmad Rois serta 23 Kepala Desa/Lurah.

Menurut Ahmadi, rapat koordinasi percepatan ODF ini dalam rangka dukungan dari desa/lurah untuk sepakat menciptakan desa ODF, untuk Kobar baru 90 persen. Namun demikian, seusai target pada tahun 2022 program desa ODF ini rampung.

BACA JUGA:   Kepala KSOP Kelas IV Kumai Hary Suyanto Sebut Belum Ada Lonjakan Penumpang  di Pelabuhan Panglima Utar Kumai

“Rapat kali ini untuk membangun komitmen dalam rangka percepatan mewujudkan desa ODF, karena kita menargetkan Kobar kembali meraih penghargaan dari Kementerian Kesehatan, berupaya penghargaan Kabupaten Sehat (Swasti Saba), tahun lalu kita dapatkan penghargaan dengan level Padapa, untuk kali ini kita akan tingkatkan level swasti Saba Wiwerba,” kata Ahmadi.

Namun demikian lanjutnya, kegiatan perwujudan desa ODF ini bukan hanya untuk mengejar penghargaan, tetapi ingin mewujudkan desa yang sehat. Dengan demikian kualitas kesehatan masyarakatnya pun akan meningkat.

“Ada 23 desa yang belum ODF, berdasarkan laporan dari setiap desa yang belum ODF, bahwa mereka telah berkomitmen mewujudkan desa ODF, dimana pembangunannya bisa dibantu melalui dana desa, bisa juga nanti dibantu dari Pemerintah Daerah bahkan pihak perusahaan. Kedepannya pembangunan desa ODF bisa dibimbing oleh Bappeda,” ungkap Ahmadi.

BACA JUGA:   Kuncoro Candrawinata Bagikan Ratusan Paket Sembako Ramadan Kepada Karyawannya dan Warga Kurang Mampu

Menurut Ahmadi, perwujudan dari Desa ODF ini kedepannya tidak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan, sebab bagaimana bisa mewujudkan desa yang sehat, jika masih ada pencemaran lingkungan, karena masih ada masyarakat yang buang air besar sembarangan.

“Apalagi saat ini, dimana kasus Covid-19 di Kobar masih terjadi, masyarakat harus menerapkan pola hidup sehat dengan kondisi lingkungan yang sehat, maka akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” kata Ahmadi. (Man/beritasampit.co.id).