Wakil Ketua MPR: Pemerintah Belum Mampu Kendalikan Covid-19

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan.

JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan mempertanyakan langkah Pemerintah dalam melakukan penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia. Pasalnya, Indonesia kini menjadi episentrum Covid-19 di Asia Tenggara bahkan dunia, sebagaimana yang diberitakan di media The New York Times.

Dalam rilis Media asal Amerika Serikat, The New York Times, menyebut Indonesia menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19 di Indonesia. Sebab, selama beberapa hari berturut-turut, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia berada di rentang 30.000 hingga 50.000 kasus per-hari, melampaui kasus harian India dan Brazil.

Syarief mengatakan kasus harian yang semakin tinggi dan informasi dari media kredibel menunjukkan ketidakmampuan Pemerintah.

“Pemerintah selalu mengatakan Covid-19 masih terkendali, namun data dan informasi dari media sekelas The New York Times membuktikan Pemerintah tidak mampu mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia,” ungkap Syarief.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu pun mendesak Pemerintah untuk mengambil langkah tegas yang adil dan proporsional. “Pemerintah harus tegas dalam mengambil kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat, juga harusnya melarang masuknya WNA dari India maupun China yang berpotensi terus menyebarkan varian baru Delta Covid-19,” imbuh dia

BACA JUGA:   Mukhtarudin Apresiasi PT Pertamina Jadi BUMN Kontributor TKDN Terbesar Tahun 2023

Varian Delta menjadi varian yang banyak diderita oleh para pasien Covid-19. Varian tersebut berasal dari India. “Mengherankannya, Pemerintah masih membiarkan masuknya WNA asal India dan China yang dulunya menjadi episentrum Covid-19. Sebuah ironi, sebab tidak mungkin varian dari luar negeri tersebut masuk tanpa melalui perantara dari luar negeri,” tandas Syarief.

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 menunjukkan bahwa kasus harian Covid-19 pada Ahad (18/7/2021) mencapai 44.721 kasus. Angka tersebut semakin menambah kasus total positif Covid-19 yang kini telah mencapai hampir 3 juta kasus. Sementara itu, kasus meninggal dunia akibat Covid-19 mencapai 73.582 orang, dan hari ini record tertinggi di dunia sebanyak 1338 orang meninggal.

BACA JUGA:   Mukhtarudin: Green Energy dan Green Industry Jadi Bagian Kehidupan

Syarief pun mendorong Pemerintah untuk mengambil langkah yang tegas.

“Kami dari Partai Demokrat mendorong Pemerintah agar segera melarang masuknya WNA dari India, China, dan beberapa negara episentrum lainnya. Pelarangan ini adalah hal yang lumrah dilalukan oleh beberapa negara dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Dan kini semakin banyak negara-negara yang tidak mengizinkan WNI masuk ke negara mereka masing-masing. Ini menyedihkan,” tuturnya.

Dirinya menambahkan pembiaran masuknya WNA tersebut dapat menjadi preseden buruk bagi Pemerintah.

“Masyarakat dibatasi pergerakannya, sebagian besar kegiatan perkantoran dipindahkan ke rumah, ibadah dan belajar mengajar juga demikian. Namun, WNA masih dibiarkan masuk yang berpotensi menggerus kepercayaan masyarakat dan membuat masyarakat tidak percaya. Segera kembalikan kepercayaan masyarakat,” pungkas Syarief Hasan.

(dis/beritasampit.co.id)