Tarian Manasai Murid SDN SP-1 Babaluh Kecil Sambut Kunker Wakil Menteri ATR/BPN di Desa Hanaut

TARIAN MANASAI : ARIFIN/BERITA SAMPIT - Para murid SDN SP-1 Babaluh Kecil, Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim, Kalteng, terlihat semangat menari tarian manasai di hadapan Wamen ATR/BPN, Bupati dan Wakil Bupati Kotim, Sekda Kotim, Wakil Ketua I DPRD Kotim dan unsur Forpimda.

SAMPIT – Desa Hanaut, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), kedatangan tamu spesial dan paling istimewa.

Untuk menyambut kedatangan tamu istimewa tersebut, para tamu itu disuguhkan penampilan para murid SDN SP-1 Babaluh Kecil, Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut yakni, tarian manasai.

Kehadiran tamu istimewa itu dalam rangka pencanangan Desa Hanaut sebagai Desa Reforma Agraria. Kegiatannya meliputi, panen raya padi di lahan pertanian dusun handil london, penyerahan bibit buah, hand tractor dan alat roasting (pengering) kopi, serta 112 sertifikat untuk warga Desa Hanaut.

BACA JUGA:   Truk Angkutan Dipersulit Dapatkan BBM Subsidi, Sopir: Hancurkan Mata Pencaharian

“Dalam rangka kunjungan kerja (kunker) Wamen ATR/BPN yang dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Kotim, Sekda Kotim, Wakil Ketua I DPRD Kotim, dan unsur pimpinan daerah, kami dari Desa Rawa Sari turut serta berpartisipasi menampilkan tarian manasai yang dipersembahkan para murid SDN SP-1 Babaluh Kecil,” ujar Kepala Desa Rawa Sari Sigit Pranoto, Selasa 5 Oktober 2021.

Tarian manasai, menurut Sigit, merupakan tarian Dayak yang pada umumnya hanya ditampilkan ketika menyambut datangnya tamu kehormatan.

BACA JUGA:   SMP Negeri 1 Sampit Kembangkan Program Literasi, Libatkan Orang Tua Siswa Secara Aktif

Bahkan, lanjutnya, tarian lokal itu secara bertahap sudah mulai dilestarikan turun temurun termasuk di Desa Rawa Sari yang sangat menjunjung tinggi seni dan budaya adat Dayak.

Selain itu, tambah Sigit, untuk melestarikan seni budaya adat berdasarkan kearifan lokal, pemerintah desa juga dapat memperkenalkan kesenian yang saat ini mulai dikembangkan di Desa Rawa Sari.

“Pengembangan dan pelestarian kesenian kedepannya, tidak hanya untuk tarian dayak lokal bahkan tarian adat jawa misalnya karawitan,” pungkasnya. (ifin/beritasampit.co.id).