Per 31 September 2021, Ketahanan Pangan Kalteng Tetap Aman

IST/BERITA SAMPIT - Suasana pertemuan koordinasi dan evaluasi ketahanan pangan se-Kalteng.

PALANGKA RAYA – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar pertemuan koordinasi dan evaluasi ketahanan pangan se-Kalteng. Kegiatan ini merupakan evaluasi rutin intern Dinas Ketahanan Pangan se-Kalteng, untuk lebih fokus pada evaluasi pelaksanaan program/kegiatan tahun 2021 terkait realisasi anggaran baik dari APBD maupun APBN.

“Karena sudah masuk bulan November jadi perlu koordinasi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian realisasi program/kegiatan yang sudah dijalankan, serta kendala yang dihadapi dalam pencapaian target. Secara umum semua sudah mencapai 80 persen dan optimis di akhir tahun akan selesai 100 persen,” jelas Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng, Lilis Suriani melalui WhatsApp, Jumat 5 November 2021.

Langkah kedepannya, kata Lilis, pihaknya akan lebih memantapkan program/kegiatan, terutama output/sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan penilaian kinerja masing-masing kegiatan. Dengan dana yang terbatas, diharapkan capaian realisasi lebih banyak menyentuh kepentingan masyarakat.

BACA JUGA:   Masyarakat Terdampak Banjir Harus Waspada Penyakit Tertentu

“Penekanan program/kegiatan agar didasarkan pada hasil analisis data yang disusun sendiri oleh Dinas Ketahanan Pangan, seperti analisis peta ketahanan dan kerentanan pangan atau disebut juga dengan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), analisis harga pangan, analisis neraca pangan strategis dan analisis konsumsi pangan,” pungkasnya.

Berdasarkan hasil analisis neraca bahan pangan strategis per 31 September 2021, ketahanan pangan di Kalteng tetap aman, tidak ada stok bahan pangan yang mengalami defisit, bahkan untuk beberapa komoditas terjadi surplus dan bisa aman sampai beberapa bulan ke depan.

“Sehingga menjelang akhir tahun semua stok akan tetap tersedia dalam jumlah cukup, namun perlu tetap waspada saat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) terutama harga yang umumnya akan melonjak, karena itu tetap diimbau masyarakat tetap tenang dan memenuhi kebutuhan sewajarnya saja, serta penekanan pada kemandirian penyediaan pangan sederhana untuk menghemat ekonomi rumah tangga,” tandasnya.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Menurut Lilis, tidak ada hal yang harus lebih difokuskan dari yang lain, karena semua sama saja. Saat ini masyarakat sudah lebih sadar dan bisa hidup berdampingan dengan situasi pandemi, pemerintah selalu menekankan agar menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi sesuai kemampuan.

“Karena dalam masa pandemi seperti ini masyarakat cenderung menjadi lebih kreatif dan bisa berkreasi untuk mengakali situasi yang ada, termasuk halnya dalam menjaga akses terhadap pangan,” lugasnya.

Sehingga, masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk melakukan penanaman mandiri, minimal untuk memenuhi kebutuhan pangannya sendiri. Banyak cara untuk melakukan penanaman mandiri, seperti misalnya urban farming dan juga melakukan penanaman dengan metode hidroponik dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada di rumah. (Hardi/beritasampit.co.id).