Waspadai Titik Kritis Penularan Covid-19 Saat PTM, Ini Kata Tokoh Muda Pendidikan Kotim

IST/BERITASAMPIT- Deny Hidayat, Tokoh Mudah Pendidikan Kotim.

SAMPIT – Tokoh Muda Pendidikan Kotawaringin Timur (Kotim), Deny Hidayat, mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh yang akan dilaksanakan harus jadi perhatian bersama antara warga sekolah dan pemerintah setempat dalam mengantisipas titik kritis penularan covic-19.

“Pada awal tahun 2022 ini, PTM sudah berjalan, bahkan diharapkan seratus persen, baik dari jumlah peserta didik yang mengikuti dan durasi pembelajarannya meskipun pandemi covid-19 di Indonesia sudah menurun dan warga satuan Pendidikan yang akan aktif kembali per Januari 2022 tetap waspada”. Kata Deny Hidayat, tokoh muda Pendidikan Kotim, Kamis 6 Januari 2022 di Sampit.

Menurutnya, penting bagi warga sekolah untuk menaati protokol kesehatan dengan menggalakkan program vaksinasi dengan membentuk satgas covid-19 untuk internal sekolah, jadi pengawasan dan penindakan pelanggaran prokes disekolah dapat berjalan untuk mengantisipasi titik penularan covic-19.

BACA JUGA:   Bupati Kotim Halikinnor Dinilai Layak Maju di Pilkada Kalteng 2024

“Secara teknis, prokes di sekolah dapat dilakukan oleh satgas internal covid-19 di sekolah seperti pengaturan jarak antar orang minimal 1,5 meter diseluruh area, pengaturan keluar masuk warga sekolah, pemanfaatan aplikasi peduli lindungi di sekolah, menyediakan sejumlah fasilitas prokes, sirkulasi udara dan sinar matahari yang bagus di setiap ruangan,  dan inspeksi berkala pada area/benda yang digunakan bersama,” tegasnya.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Tetapkan Status Transisi Darurat Banjir ke Pemulihan

Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Pemerintah kabupaten diharapkan mendukung dan memperhatikan penyelenggaraan pembelajaran dengan mempersiapkan anak-anak agar bisa mempersiapkan PTM dengan lebih aman. Kluster sekolah diharapkan tidak terjadi di semua jenjang pendidikan yang melaksanakan PTM sesuai protokol kesehatan dan aturan PTM yang ketat.

“Faktor penyebab terjadinya kluster sekolah bisa karena kontaminasi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan yang positif ataupun dari keluarga/warga sekitar lingkungan sekolah. Penyebab lain ialah protokol kesehatan yang longgar dan satgas covid-19 sekolah yang tak berjalan karna itu perlu kerjasama sismatis antara pihak sekolah dan pemerintah,” kata Deny

(Aib/beritasampit.co.id)