Pengemis dan Pengamen Jalanan Kembali Marak di Sampit

ILHAM/BERITA SAMPIT - Salah seorang anak jalanan yang mengamen di perempatan lampu merah jalan HM. Arsyad-MT. Haryono Kota Sampit, Rabu 26 Januari 2022.

SAMPIT – Hampir 3 bulan belakangan ini, kehadiran anak jalanan serta gelandangan dan pengemis mulai masif di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, dengan modus yang beragam.

Ada yang berkeliling membawa proposal dengan alasan membangun masjid, ada yang meminta sumbangan untuk Yayasan, dan ada pula yang menjadi pengamen di perempatan lampu merah.

Ironisnya lagi, mereka yang melakukan pekerjaan itu adalah anak-anak yang masih usia belia.

“Saya lihat mulai marak lagi anak-anak yang mengamen di perempatan lampu merah HM Arsyad-MT. Haryono ini. Sangat rawan anak seusia mereka berada di jalan raya, apa lagi di lampu merah,” kata Dian, salah seorang warga Sampit, Rabu 26 Januari 2022.

Hal senada juga diungkapkan Ani seorang warga yang prihatin melihat anak-anak tersebut seperti dipekerjakan dengan sengaja.

BACA JUGA:   Korban Tenggelam di Sungai Cempaga Desa Luwuk Bunter Belum Ditemukan, Lokasi Pencariannya Cukup Sulit

Pola kerjanya juga seperti diatur dan diawasi, bahkan sering terlihat sekitar pukul 14.00 Wib sampai pukul 15.30 Wib. Terdapat sekitar 2 atau 4 anak dengan bergantian melakukan pekerjaan mereka mengemis dengan modus mengamen.

“Kalau saya perhatikan, anak-anak ini bergantian mengamen dan selalu mengambil wakti sekitar jam 13.30 Wib,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dinas Sosial Kotim, Yunus mengatakan, jika memang sengaja ada yang mengendalikan anak-anak tersebut sengaja dipekerjakan, maka sudah termasuk eksploitasi.

“Kita sudah sering membina para oknum yang menjadikan mengemis sebagai pekerjaan mereka, seperti ada yang dari Kabupaten Seruyan, Dari Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit dan juga ada yang di Jalan Iskandar Kota Sampit ini. Dan kami duga kemungkinan orang-orang ini lagi yang mengemis di perempatan lampu merah itu,” ujarnya.

BACA JUGA:   Menanti Keberanian Ketua Partai Jadi Penantang Petahana di Pilkada Kotim

Motif yang kerap dilakukan oleh para gepeng maupun anjal ini, kasus terakhir yang ditemukan oleh Dinsos yakni memang sengaja dipekerjakan orang tuanya, karena merasa enak mencari uang melalui pekerjaan itu.

“Untuk menertibkan mereka, kita Dinsos memang harus melakukan koordinasi bersama instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan juga Satpol PP yang bertindak menertibkan,” imbuhnya.

Sementara Kepala Bidang Penegakan Perundang-Undangan Daerah Satpol PP Sugeng R, menegaskan pihaknya selalu siap melakukan tindakan jika ada permintaan dari Dinsos melakukan penertiban.

“Kita siap mendampingi Dinsos kapan pun melakukan penertiban para gepeng maupun anak jalanan,” tegasnya. (Cha/beritasampit.co.id).