UMPR dan PCIM Turki Siap Kolaborasi Majukan SDM Kalteng

Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki Syamsul Hidayat Daud (kiri) saat acara "Gass KUI" yang digelar Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. (ANTARA/handout-UMPR)

PALANGKA RAYA – Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki siap berkolaborasi untuk memajukan sumber daya manusia terutama di wilayah Kalimantan Tengah.

Ketua PCIM Turki Syamsul Hidayat Daud melalui pernyataan yang diterima mengatakan, sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah, pihaknya siap berkolaborasi dengan UMPR dalam upaya memajukan SDM masyarakat di Kalteng.

Diantara kolaborasi tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran berbagi informasi, baik kultur budaya, kondisi politik dan berbagai peluang dunia pendidikan, termasuk beasiswa di negara yang dipimpin Recep Tayyip Erdogan itu.

“Untuk beasiswa, seperti yang saya dapatkan yakni beasiswa Turkiye Burslari. Tahapan pendaftaran yakni secara daring. Kemudian, seleksi dokumen dan wawancara di Jakarta dan Aceh,” kata Syamsul. Seperti dikutip dari Antara, Selasa 8 Maret 2022.

BACA JUGA:   Sugianto Sabran: Sebuah Dosa Bagi Seorang Pemimpin Ketika Kepekaan Sosialnya Tumpul

Dia pun mengajak masyarakat di Provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila” untuk mencari program beasiswa, agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan di negara tersebut.

“Kami, dari Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Turki juga siap mendampingi anak-anak muda di Kalteng untuk melanjutkan pendidikan di sini,” kata Syamsul.

Pernyataan itu diungkapkan dia terkait program “Gass KUI”. Kegiatan yang berbentuk bincang-bincang dan dilaksanakan oleh Bagian Kerjasama urusan Internasional UMPR ini diikuti sekitar 70 mahasiswa secara daring.

Pada kesempatan itu, Syamsul juga memaparkan terkait perkembangan isu internasional. Namun, secara umum, kondisi di Turki saat ini kondusif dan aman. Meski demikian, sejak Februari lalu terjadi kenaikan tarif dasar listrik.

BACA JUGA:   April 2024, Penerbangan Perintis Bandara Kuala Pembuang Mulai Beroperasi

Di acara bertajuk “Cahaya Dari Turki” itu, dia juga menyampaikan beberapa kesamaan dan juga perbedaan terkait kondisi dan kebiasaan masyarakat setempat.

Dia menerangkan, salah satu persamaannya, penduduk beragama Islam. Kemudian keunikannya, jika di Indonesia mengangguk artinya setuju, di Turki artinya tidak sepakat.

“Berbagai persamaan dan perbedaan serta keunikan itu akan kita ketahui jika dapat hadir langsung di Turki. Untuk itu saya mengajak generasi muda memanfaatkan berbagai program beasiswa internasional yang ada,” katanya.

(Antara/BS65)