Indonesia Fokus Masuki Fase Deselerasi COVID-19

Tangkapan layar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat Fase Deselerasi di Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (14/3/2022). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan pemerintah Indonesia saat ini fokus untuk membawa negara memasuki fase deselerasi COVID-19.

“Kalau kita bicara tentang Indonesia ataupun negara lain, memang setiap negara itu punya kondisi yang berbeda-beda tergantung dari kondisi daerahnya sendiri,” kata dia dalam Siaran Sehat Fase Deselerasi di Indonesia yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 14 Maret 2022.

Ia mengatakan saat ini pemerintah fokus mempersiapkan diri untuk membawa negara masuk dalam fase deselerasi COVID-19 atau satu fase di bawah pandemi.

Fase itu, katanya, suatu kondisi di mana jumlah kasus baru, baik secara nasional maupun global, dapat mengalami tren penurunan karena perubahannya dipengaruhi kehadiran varian baru atau terbentuk imunitas dalam masyarakat.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Desak Dirut PHE Bekerja Maksimal Tingkatkan lifting Migas Nasional

Meskipun negara tetangga, seperti Malaysia, sudah mendeklarasikan diri memasuki fase endemi atau beberapa negara, seperti Vietnam, Thailand, Arab Saudi juga negara-negara di Benua Eropa sudah melonggarkan kebijakan protokol kesehatan, Indonesia tidak bisa ikut melakukan hal yang sama.

Menurut Reisa, hal itu karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda. Bahkan, kebijakan yang diterapkan bergantung pada sejumlah indikator yang dievaluasi selama pandemi COVID-19 berlangsung, misalnya seberapa tinggi cakupan vaksinasi yang sudah diberikan pada masyarakat.

Terlebih dalam setiap kebijakan yang diterapkan kepada masyarakat, katanya, pemerintah tidak bisa hanya melihat sisi kesehatan dan ilmu sains. Seluruh aspek kehidupan, baik sosial, budaya, maupun ekonomi, harus dilibatkan agar dapat memberikan hasil yang baik dan tepat di semua arah.

BACA JUGA:   Komisi II DPR: Insha Allah Hak Angket Tak Akan Terwujud

“Untuk di Indonesia strategi dari pandemi menjadi endemi, Bapak Presiden sudah memberi tahu. Kita harus mempertimbangkan secara hati-hati. Bukan mempertimbangkan dari sisi sains dan kesehatan saja,” kata Reisa.

Oleh sebab itu, meskipun saat ini kebijakan pada pelaku perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri sedang dilonggarkan, Reisa meminta semua pihak tetap bekerja sama untuk tidak abai menerapkan protokol kesehatan agar kasus menjadi terkendali dan penularan berada pada level yang serendah-rendahnya.

“Sebelum kita masuk ke fase-fase yang lebih rendah dari pandemi, kita harus yakin dan kita harus bekerja sama bahwa kita bisa mengupayakan sampai benar-benar kasusnya benar-benar terkendali,” ucap perempuan yang juga duta adaptasi kebiasaan baru tersebut. (Antara/beritasampit.co.id).