Indonesia Upayakan Kelola Air Secara Berkelanjutan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka acara The 2nd Asia International Water Week (AIWW) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin (14/3/2022). ANTARA/Desca Lidya Natalia

LABUAN BAJO – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin menyebut Pemerintah saat ini sedang bekerja agar Indonesia dapat mengelola pemanfaatan air secara berkelanjutan di tengah krisis air yang terjadi di berbagai negara.

“Berbagai program kami lakukan untuk mewujudkan ketersediaan air bersih yang cukup dan berkelanjutan, antara lain membangun 61 bendungan selama periode 2015—2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan air,” kata Wapres Ma’ruf Amin di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Senin 14 Maret 2022.

Wapres menyampaikan hal tersebut saat membuka acara The 2nd Asia International Water Week (AIWW) yang diselenggarakan oleh The Asia Water Council bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hadir juga dalam acara tersebut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo, Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, President of Asia Water Council Jae Hyeon Park, sekretaris jenderal ke-8 PBB Ban Ki Moon, dan pejabat terkait lainnya.

BACA JUGA:   Dukung Hilirisasi Industri, Mukhtarudin Minta Seluruh Proyek Strategis Nasional Dipercepat

“Kami terus mengembangkan potensi air sebagai pembangkit listrik dan floating solar dalam rangka menciptakan energi yang bersih untuk lingkungan,” ungkap Wapres.

Pemerintah, menurut Wapres, juga membangun 1.000 bendungan kecil atau embung serta fasilitas lain yang akan mendukung irigasi serta fasilias lain lain yang mendukung ketahanan pangan.

“Selain itu, kami mendorong pengelolaan air secara berkelanjutan melalui manajemen air secara terintegrasi dan tidak kalah penting meningkatkan akses terhadap air bersih bagi rumah tangga,” tambah Wapres.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2014 akses rumah tangga terhadap air bersih sebesar 68 persen, kemudian meningkat mencapai 90 persen pada tahun 2020. Dengan demikian, kata Wapres Ma’ruf, ada perbaikan dalam akses air bersih.

Namun, Wapres mengakui sekalipun 71 persen bumi tertutup oleh air, hanya sekitar 13 persen air tawar yang dapat untuk memenuhi kebutuhan air bagi lebih dari 7 miliar manusia.

BACA JUGA:   Banggar DPR RI: Ramadan Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sekitar dua per tiga dari jumlah populasi dunia mengalami kelangkaan air, paling tidak dalam 1 bulan setiap tahun. Selain itu, lebih dari 2 miliar orang hidup di negara yang persediaan airnya tidak mencukupi.

Diperkirakan pada tahun 2025, setengah dari populasi dunia akan alami kelangkaan air dan pada tahun 2030 sekitar 700 juta orang dapat mengungsi karena kelangkaan air.

Di kawasan Asia Pasifik sendiri, termasuk Indonesia, hanya memiliki 36 persen sumber daya air dunia sehingga ketersediaan air per kapitanya terendah di dunia.

Masalah tersebut diperburuk dengan tingkat pencemaran air yang tinggi, lebih dari 80 persen air limbah yang dihasilkan di negara-negara berkembang di kawasan tidak diolah.

Hal krusial lain adalah pengambilan air tawar yang tidak berkelanjutan, melebihi setengah dari total ketersediaan air. Sementara itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan air tanah akan meningkat 30 persen pada tahun 2050. (Antara/beritasampit.co.id).