Banggar DPR RI: Ramadan Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Anggota Banggar DPR RI dari fraksi Golkar Dapil Kalimantan Tengah Mukhtarudin

JAKARTA- Anggota Banggar DPR RI Mukhtarudin mengatakan semarak bulan Ramadhan dan puncak Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, aktivitas konsumsi masyarakat yang meningkat selama Ramadhan turut menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi.

“Artinya, bulan Ramadhan ini tidak hanya membawa keberkahan bagi umat Islam, namun, bulan suci ini juga memiliki dampak yang besar dalam bidang sosial-ekonomi,” tandas Mukhtarudin, Selasa, 18 Maret 2024.

Diketahui, bulan ramadan telah memasuki minggu kedua jelang hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, permintaan domestik pun dapat meningkat sebesar 55 hingga 67,7 persen.

Politisi Golkar Dapil Kalimantan Tengah ini mengaku periode musiman memang menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Tentu kita tahu ya, momen Ramadhan dan Lebaran memberi dampak yang masif pada pertumbuhan ekonomi,” beber Mukhtarudin.

BACA JUGA:   Pembangunan Pendidikan Penting Guna Optimalkan Bonus Demografi

Pada triwulan II 2023, konsumsi rumah tangga menjadi penyokong utama pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran, dengan kontribusi sebesar 53,31 persen. Pada periode tersebut, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23 persen secara tahunan.

Adapun ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023, yang beririsan dengan momen Ramadhan dan Lebaran, tumbuh sebesar 5,17 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan I 2023 yang sebesar 5,03 persen.

Untuk itu, Mukhtarudin menilai ramadan tahun 2024 ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang diprediksi tetap solid.

Selain itu, Anggota Komisi VII DPR RI ini bilang aktivitas mudik saat hari raya tiba juga berpotensi dalam menggerakkan perekonomian daerah.

“Sirkulasi sosial ekonomi itu menjadi wujud transformasi modal dari kota ke desa, terutama bagi pemudik,” pungkas Mukhtarudin.

Optimisme Ekonomi Moncer

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengaku tidak dimungkiri bahwa kenaikan harga pangan sebelum Ramadhan.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

“Meskipun terjadi fenomena inflasi menjelang Ramadhan, namun kondisi tersebut tidak mengganggu dan tidak memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja konsumsi masyarakat,” imbuh Josua.

Terlepas dari berbagai tantangan global dan domestik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap akan solid mengingat masyarakat memiliki tambahan dukungan sebagai bantalan ekonomi khususnya pada masyarakat kelas menengah dan bawah.

Apalagi, pemerintah juga menggelontorkan bantuan sosial (bansos) hingga Juni 2024 dan bantuan langsung tunai (BLT) yang disalurkan pada periode Januari hingga Maret 2024.

Bantuan dari Pemerintah ini dinilai mampu menjaga kinerja konsumsi rumah tangga terutama pada masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Sekalipun inflasi cenderung tinggi, (itu) tidak mengurungkan belanja dari masyarakat karena Ramadhan dan Lebaran, kan momentumnya setahun sekali,” tandas Josua.

(adista)