Transformasi Digital Penting Dukung Pemulihan Ekonomi Global

Tangkapan layar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menyampaikan sambutan secara virtual dalam Digital Economy Working Group (DEWG) Kick-Off Meeting (15/3/2022). (ANTARA/HO-Kemenlu RI)

JAKARTA – Transformasi digital penting untuk mendukung pemulihan ekonomi global, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam sambutannya pada pertemuan awal (kick-off meeting) Digital Economy Working Group (DEWG).

“Kolaborasi dan kerja sama internasional harus terus didorong agar transformasi digital dapat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk bagi negara berk​embang,” kata Retno dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Rabu 16 Maret 2022.

Dia mengatakan bahwa ekonomi digital berpotensi menjadi penopang pemulihan ekonomi global dengan kontribusi 15,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dunia.

Oleh karena itu, kata Retno, Presidensi G20 Indonesia menempatkan transformasi digital sebagai salah satu sektor prioritas.

Menlu juga menjelaskan tiga fokus kerja sama internasional yang perlu menjadi perhatian pelaku ekonomi digital di negara-negara anggota G20.

Fokus pertama, kata dia, adalah kolaborasi internasional untuk mendorong inklusivitas dan menjembatani kesenjangan digital global.

BACA JUGA:   Pembangunan Pendidikan Penting Guna Optimalkan Bonus Demografi

Retno mengatakan bahwa 96 persen dari populasi dunia yang belum memiliki akses internet berada di negara berkembang.

Untuk itu, dia mendorong agar G20 menjadi motor penggerak investasi global untuk membangun infrastruktur digital yang berkualitas dan terjangkau.

Fokus kedua adalah penguatan kerja sama global dalam kecakapan digital yang dinilai penting untuk membantu masyarakat memperoleh manfaat sepenuhnya dari transformasi digital.

Retno mengatakan dua sektor yang perlu menjadi sasaran penguatan kapasitas adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal dan pemerintah.

“Kerja sama internasional sangat diperlukan untuk memfasilitasi penguatan kapasitas digital bagi negara berkembang, termasuk dalam aspek pembiayaan,” ujarnya.

Fokus ketiga adalah kerja sama internasional untuk membangun ekosistem digital yang aman.

Dengan perkiraan potensi kerugian dari pelanggaran data secara global yang mencapai 5 triliun dolar AS (sekitar Rp71,51 kuadriliun) hingga 2024, aspek keamanan digital menjadi pertanyaan besar, kata Menlu.

BACA JUGA:   Legislator Golkar: Mari Perkuat Ikatan Kebangsaan Pasca Pemilu 2024

Untuk itu, kata dia, diperlukan jaminan privasi, mekanisme pembayaran yang aman, serta perlindungan konsumen yang jelas untuk membangun kembali kepercayaan.

Retno meyakini pertemuan DEWG dapat menjadi awal yang penting untuk memperkokoh tatanan digital global masa depan dan mendorong keberlanjutan pembahasan ekonomi digital sebagai isu sentral G20.

DEWG merupakan kelompok kerja di bawah Sherpa Track G20 yang pertama kali dibentuk di bawah Presidensi G20 Indonesia untuk membahas kerja sama konektivitas digital, kewirausahaan digital, pengurangan kesenjangan kecakapan digital, serta aliran data.

DEWG Kick-Off Meeting adalah kegiatan yang diampu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan merupakan awal dari rangkaian pertemuan DEWG bertema “Achieving a Resilient Recovery: Working Together for a More Inclusive, Empowering, and Sustainable Digital Transformation”.

Puncak dari pertemuan DEWG adalah Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) yang akan dilaksanakan pada 1-2 September di Bali. (Antara/beritasampit.co.id).