Pupuk Indonesia Tingkatkan Efisiensi Produksi-Hilirisasi Produk

Pabrik Pupuk Sriwidjaya, anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero). (ANTARA/HO-Pupuk Indonesia)

JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) meningkatkan efisiensi produksi pupuk hingga melakukan hilirisasi produk dengan membangun pabrik baru Pusri III B di Palembang dan Soda Ash di Bontang dan Gresik dalam waktu dekat untuk memperkuat daya saing bisnis.

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis 7 April 2022, menyebutkan bahwa pabrik-pabrik baru tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing, memberikan nilai tambah, hingga dampak positif di bidang ekonomi dan sosial.

Hal tersebut didapatkan melalui peningkatan efisiensi produksi pupuk, efisiensi energi, hingga optimalisasi hasil samping produksi. “Pada tahun 2022 proyek-proyek tersebut akan masuk pada tahap proses tender dan diproyeksikan akan beroperasi secara komersil pada tahun 2025 mendatang,” kata Jamsaton.

Jamsaton menyebutkan bahwa melalui pabrik Pusri III B, perusahaan nantinya dapat meningkatkan efisiensi produksi amoniak dan urea. Pabrik Pusri III B akan menggantikan pabrik Pusri III dan IV yang saat ini sudah berusia tua dan kurang efisien. Adapun pabrik Pusri IIIB akan dioperasikan oleh PT Pupuk Sriwidjadja Palembang dengan kapasitas produksi amoniak 445 ribu ton per tahun dan pupuk Urea 907 ribu ton per tahun.

BACA JUGA:   MK Perpanjang Masa Jabatan Kepala Daerah Hasil Pilkada 2020

Sedangkan soda ash akan menjadi pabrik pertama di lingkungan Pupuk Indonesia grup. Soda ash sendiri merupakan produk turunan atau hilirisasi dari gas CO2 yang merupakan hasil samping dari pabrik amoniak.

Soda ash adalah bahan yang dibutuhkan industri lainnya, seperti industri kaca, aki, deterjen, dan sebagainya. Pabrik ini nantinya akan dioperasikan oleh PT Pupuk Kaltim dan PT Petrokimia Gresik dengan kapasitas produksi masing-masing 300 ribu ton per tahun.

“Dengan demikian, pabrik Pusri III B akan dapat menjamin ketersediaan pupuk Urea dengan harga yang lebih kompetitif. Sedangkan soda ash diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan soda ash nasional yang saat ini sepenuhnya masih impor,” ujar Jamsaton.

BACA JUGA:   Mercy Barends Desak Kementerian ESDM Blacklist Pihak Ketiga Proyek PJUTS

Selain meningkatkan efisiensi produksi dan hilirisasi produk, proyek pengembangan Pupuk Indonesia grup ini lainnya juga turut berkontribusi atas efisiensi energi. Karena pabrik baru tersebut akan menggunakan teknologi baru yang lebih ramah lingkungan. Efisiensi energi ini didapatkan melalui optimalisasi konsumsi energi hingga pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Proyek Pusri IIIB dan soda ash juga termasuk dalam rangkaian milestone dekarbonisasi Pupuk Indonesia grup. Di mana perusahaan berkomitmen untuk mendukung target net zero emission pemerintah dengan menetapkan target dekarbonisasi sebesar 5 juta ton CO2 pada tahun 2060.

“Selain soda ash, Pupuk Indonesia juga melakukan hilirisasi produk petrokimia lainnya, seperti blue amoniak, green amoniak, CO2 cair, methanol, dan sebagainya,” tutup Jamsaton. (Antara/beritasampit.co.id).