Subsidi LPG 3 Kg si ‘Melon’ Selalau Jadi Polemik, Pemerintah Harus SegeraTurun Tangan

Ilustrasi .

Oleh: Maman Wiharja (Wartawan-beritasampit.co.id)

Saat Pemerintah melahirkan pemberian subsidi Liquified Petroleum (LPG) 3 Kg, yang telah akrab oleh masyarakat disebut Tabung Gas Si “Melon’, tahun 2007, sampai sekarang keberadaannya selalu menjadi polemik yang berkepanjangan.

Polemik sering terjadi bukan hanya muncul dari masyarakat konsumen yang dikatakan miskin, tapi juga kerap menimpa kepada para agen dan penyalur yang menjadi ujung tombak di lapangan.

Pengamatan penulis, polemik yang sering terjadi di masyarakat banyak dikeluhkan susahnya mencari Si Melon tabung kosong dipasaran, sementara para pengecer LPG 3 Kg, tugasnya hanya menyalurkan yang sudah ada gasnya.

Nah disinilah yang sering menjadi polemik, apalagi sekarang sebut saja di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) para pelaku UMKM yang baru, banyak bermunculan datang dari luar Kabupaten Kobar, terutama dari Jawa yang ngadon buka usaha Pentol Goreng, Telur Gulung, Sate Tahu Goreng, dan sebagainya yang semuanya menggunakan tabung Gas Si Melon 3 Kg.

Mereka mengeluhkan sulit untuk membeli tabung LPG 3 Kg, yang kosong. Ujung-ujungnya pihak pangkalan/pengecer jadi sasaran dituding sering main umpet, kepada Si Melon.

Setelah diselusuri penulis, ternyata para pengecer hanya menerima kiriman dari agen/penyalur. “ Mau main umpet bagaimana ?, saya selama ini hanya jadi penjual eceran tabung LPG 3 Kg yang isi dan Tabung Gas lainnya, dengan cara mengganti Tabung kosong dari konsumen. Tabung gas yang berisi semuanya dikirim dari agen,“ kata salah seorang pengecer dibilangan Jalan HM.Rafii dan Jalan arah Bamban-Pangkalan Bun, kepada penulis.

Kemudian, saat penulis menemui 2 pengelola Agen LPG 3 Kg, sebut saja dari PT. Dina Perdana Satria, Heri dan Arman dibilangan Kelurahan Kampung Baru, mereka dengan terbuka membeberkan bahwa keberadaan Si Melon Tabung 3 Kg, memang sering menjadi polemik.

BACA JUGA:   Bukan Hanya Ada  di Cirebon, Musik Obrog-Obrog Pembangun Sahur Ternyata Juga Ada di Kota Kumai, Kotawaringin Barat

Menurut Heri, keberadaan Agen sendiri mengelola LPG 3 Kg,  selama ini tidak berurusan dengan Subsidi LPG 3 Kg. “Kami, selama ini mengurus LPG 3 Kg non subsidi, yang tabung LPG 3 Kg nya dikirim dari SPBE . Jadi kalau terjadi polemik tentang LPG 3 Kg dimasyarakat, agen-agen juga sering kena imbasnya,“ keluh Heri.

Kepala Disperindag Kabupaten Kobar Alpan, saat dikonfirmasi penulis beberapa hari yang lalu, sedang tugas kerja ke Jakarta. Penulis konfirmasi ke Disperindag, karena dulu awal Si Melon 3 Kg, sampai ke masyarakat miskin melalui program  subsidi, yang waktu itu Pemkab Kobar melalui Camat, Desa dan Kelurahan serta Disperindag, semua RT mendata jumlah warga msikin untuk diberi gratis Tabung LPG 3 Kg.

BACA JUGA:   Berdiri Tahun 1961 dengan Modal Dasar Rp10 Juta, Bank Kalteng Sekarang Berhasil Menumbuhkan Aset Sampai Rp15,19 Triliun (Bagian 01)

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional ( Hiswana ) Minyak dan Gas Kabupaten Kobar Setiawan Siemon, juga sempat dikonfirmasi penulis mengatakan Hiswana Minyak dan Gas, memang benar adalah salah satu sebagai mitra kerja Pertamina.

“Tugasnya antara lain sebagai Pembina para agen dan penyalur BBM di Kabupaten Kobar. Bukan untuk mengurus tentang kelangkaan tabung LPG 3 kg yang kosong. Selama ini para agen/penyalur yang tergabung di Hiswana Minyak dan Gas, hanya mengurus menyalurkan tabung-tabung gas yang berisi, dan sampai sekarang aman-aman saja tidak ada masalah,“ kata Setiawan Seimon.

Melihat fenomena polemik Si Melon 3 Kg yang kosong dan langka dijual dipasaran, pengamatan penulis pihak pemerintah harus segera turun tangan, mengambil langkah kongkrit  agar dengan langkanya tabung PLG 3 Kg yang kosong dipasaran, para agen anggota Hiswana Minyak dan Gas, tidak menjadi tudingan yang negatif, SEMOGA***