Ada Suara Senat dan Kemendikbud, Berapa Total Suara untuk Jadi Rektor UPR?

BERSAMA : IM/BERITASAMPIT - (kanan ke kiri) Prof. Dr. Maria Arina Luardini, M.A. (Wakil Ketua panitia ), Prof. Dr. I Nyoman Sudyana, M.Sc (Sekretaris panitia), Prof. Dr. Joni Bungai, Mpd (Ketua panitia),  Prof. Dr. Kuwing Baboe, M.Si (Anggota), Prof. Dr. Holten Sion, M.pd. (Anggota), saat berfoto bersama di ruangan sekretariat panitia pemilihan Rektor Universitas Palangka Raya.

PALANGKA RAYA – Ketua panitia pelaksana pemilihan Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Prof. Dr. Joni Bungai, Mpd mengatakan sebanyak 13 bakal calon (bacalon) nantinya memperbutkan 40 suara Senat. Selain itu juga ada suara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Suara tersebut nanti bisa saja diberikan langsung oleh Menteri atau diwakilkan kepada utusan.

“Ada 13 calon rektor, dan itu sudah ditetapkan oleh senat jadi tidak ada penambahan lagi. Total suara dari senat yang ada di UPR ada 40 suara, jumlah itu bukan jumlah keseluruhan suara,” kata Prof. Dr. Joni Bungai, Mpd selaku Ketua panitia pelaksana, Jumat 15 Juli 2022.

BACA JUGA:   BEM UPR Ancam Demo Bank Kalteng Jika Kartu ATM Beasiswa TABE Tak Kunjung Dicetak

“Dari 40 orang senat yang ada di UPR punya satu hak suara, sementara dari Kemendikbud ada 22 suara. Jika ditambahkan total ada 62 suara, siapa yang mendapatkan 32 suara itulah yang akan jadi rektor. Intinya yang kita cari suaranya cuman satu, tidak mungkin ada kesamaan suara. Jadi jika ada dua orang calon yang seimbang suaranya dua orang itu saja kita adu lagi,” jelasnya.

Joni Bungai menegaskan bahwa 13 orang bacalon Rektor itu merupakan orang-orang berpendidikan semua. Mereka ingin bersaing secara jujur, tidak ada saling menjelekkan dan hal itu tidak boleh terjadi di lingkungan UPR.

BACA JUGA:   Kalapas Sampit dan Ka KPLP Raih Predikat Camlaude Wisuda di UPR

“Mereka itukan (red-calon rektor) keluarga besar UPR, selesai pemilihan rektor ini merekakan akan jadi dosen lagi. Ketemu setiap hari, beda halnya kalau dengan pemilihan-pemilihan di luar. Di luar itu ribut-ribut biasa lah, kalau di internal kampus jalan seperti biasa saja,” tegasnya.

Ia menambahkan terkait dengan isu-isu yang bisa merusak jalanya proses pemilihan dari sosialisasi hingga pemilihan sejauh ini tidak ada, semua berjalan bagus dan lancar.

“Karena para civitas akademika inikan satu-satu kesatuan saja, satu keluarga civitas akademika UPR, cuman kita saat ini mencari satu yang terbaik diantara yang terbaik saja,” katanya.

(im/beritasampit.co.id)