Ini Tanggapan Politisi hingga Aktivis terkait Properti Tarian Massal HUT Kotim

Jimmy/BERITA SAMPIT - Properti tarian massal yang terlihat beberapa payung menggunakan warna mirip bendera LGBT.

SAMPIT – Properti tarian massal pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kotawaringin Timur (Kotim) ke-70 menuai sorotan lantaran adanya properti yang dipakai berwarna mirip bendera terlarang yakni LGBT, Sabtu 7 Januari 2023.

Tarian massal yang mengisi rangkaian acara yang disaksikan oleh para pejabat daerah itu dengan terang-terangan memakai warna mirip bendera LGBT, sehingga sangat disayangkan oleh sejumlah pihak.

Hamdi Marton politisi Partai Hanura sangat menyayangkan kejadian itu, menurutnya panitia telah kecolongan dalam mengantisipasi kampanye LGBT di Bumi Habaring Hurung.

BACA JUGA:   Isi Waktu di bulan Ramadan, WBP Perbanyak Ibadah di Masjid At Taubah

“Mestinya panitia memperhatikan hal-hal yang sensitif agar tidak kecolongan. Jangan sampai menimbulkan kontroversi, isu LGBT ini kan memang jadi sorotan lantaran mereka ingin menyusupi,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu ulama di Kotim sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Darul Amin Sampit Kabupaten Kotim, Ustadz Ahmad Rayyan Zuhdi menyayangkan kejadian itu dapat dengan bebas terjadi pada perayaan HUT Kotim ke-70.

“Semua pihak harus berhati-hati dengan susupan LGBT sampai di Kotim, jangan sampai Kotim yang kita banggakan pada momen ulang tahunnya ini berubah menjadi petaka,” demikiannya.

BACA JUGA:   Galian C Beroperasi di Sekitar Perkebunan Kelapa Sawit, Warga Minta Pemerintah dan Penegak Hukum Turun Tangan

Senada dengan hal itu, Sekretaris Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah (Kalsel-teng) Burhan Nurrohman juga menyoroti kejadian itu.

“Itu mestinya tidak terjadi, hal-hal yang berkaitan dengan identitas LGBT mestinya tidak diberikan ruang di Kotim, terlebih kita juga telah sepakat bahwa kampanye LGBT telah ditolak di Kalteng,” tegasnya. (Jmy)