Ribuan Ikan Patin Siap Panen Mati, Dinas Perikanan Diminta Turun Ke Lokasi

IKAN MATI MENDADAK : Pembudidaya ikan saat memindahkan ikan patin yang mati mendadak di kolam di Jalan Yos Sudarso Km. 19 Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah. Minggu 22 Agustus 2023.

PALANGKA RAYA – Ribuan ekor ikan jenis patin milik salah satu petani di jalan Yos Sudarso 19 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah tiba-tiba mati mendadak.

Akibatnya petani mengalami kerugian ratusan juta rupiah, menurut penuturan Shofwan (29) pembudidaya ikan patin, mulai terjadi semenjak Kamis sore tanggal 19 Januari 2023 dan puncaknya Sabtu malam ikan dalam kolam mati semua.

Setidaknya 4-5 ton ikan mati di kolam. Dia mengaku heran dengan waktu tiba-tiba ikan yang ia rawat hampir tujuh bulan itu mengambang kerena mati.

Padahal selama ini perkembangan ikan mengalami pertumbuhan normal. Rencananya di hari itu, ia hendak panen dan terkejut melihat kondisi ikan tidak sesuai harapan.

“Sebenarnya ikan siap panen, engga tau dua hari kemudian tepatnya Kamis sore dan puncaknya hari Sabtu tiba-tiba ikan mati semua,” ungkapnya. Minggu 22 Januari 2023.

BACA JUGA:   Beasiswa TABE Tak Ada Kejelasan, GMKI Cabang Palangka Raya Akan Segera Gelar Aksi

Dia mengungkapkan awalnya Kamis sore ketika ia hendak memberikan pakan menemukan beberapa ekor ikan mati.

Kemudian, malamnya ia melihat kondisi ikan semakin mencurigakan, tiba-tiba mengambang dan ikan mulai gelisah meloncat-meloncat keluar kolam.

Awalnya ia mengira ikannya diserang penyakit karena itu ia mencoba melakukan perawatan dengan cara pemindahan ke kolam sebelahnya.

“Ada enam ribu ekor dulu yang saya tebar, perkembangnya selama ini normal saja dengan kematian sekitar 3-4 persen. Saya kira awalnya penyakit ikan akibat stres, tapi kok semakin lama aneh dari beberapa ekor yang mengambang tiba-tiba semakin banyak yang mati dan habis satu kolam, berbeda dengan kolam sebelahnya,” jelasnya.

BACA JUGA:   Bappedalitbang Gelar Pelantikan Ahli Madya dan Ahli Pertama

Kondisi ikan sebelum mendadak mati, ikan bergerak-gerak tidak jelas ingin keluar kolam, setelah itu langsung mati.

Dia berharap Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Perikanan Kota Palangka Raya dan juga dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimatan Tengah dan lembaga Labolatorium di Palangka Raya bisa membantu dirinya mengetahui penyebab kematian dalam kolamnya.

“Harapan saya Dinas Perikanan bisa turun secapatnya secara langsung melihat kondisi kolam, saya kurang paham apakah ini memang akibat penyakit atau hal lainnya,” harapnya.

Akibat kematian ikan mendadak, petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah dengan berat rata-rata ikan 800 gram per ekor.

(KAWIT)